SISTEM PAKAR(Expert Systems)
Sistem
pakar (expert systems) adalah sistem yang berusaha mengapdosi pengetahuan
manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang
biasa dilakukan oleh para ahli. Sistem pakar yang baik dirancang agar dapat
menyelesaikan suatu permasalahan tertentu dengan meniru kerja dari para ahli.
Jadi
sistem pakar → kepakaran ditransfer dari seorang pakar (atau sumber kepakaran yang lain)
ke komputer, pengetahuan yang ada disimpan dalam komputer, dan pengguna dapat
berkonsultasi pada komputer itu untuk suatu nasehat, lalu komputer dapat
mengambil inferensi (menyimpulkan, mendeduksi, dll.) seperti layaknya seorang
pakar, kemudian menjelaskannya ke pengguna tersebut, bila perlu dengan
alasan-alasannya.
Dengan
sistem pakar, orang awam pun dapat menyelesaikan masalah yang cukup rumit yang
sebenarnya hanya dapat diselesaikan dengan bantuan para ahli. Bagi para ahli,
sistem pakar juga akan membantu aktivitasnya sebagai asisten yang sangat
berpengalaman.
Sistem
pakar dikembangkan pertama kali tahun 1960.
Sistem pakar yang terkenal antara lain:
MYCIN
• Paling terkenal, dibuat oleh
Edward Shortlife of Standford University tahun 70-an
• Sistem pakar medical yang bisa mendiagnosa
penyakit infeksi dan merekomendasi pengobatan
• MYCIN membantu dokter mengidentifikasi
pasien yang menderita penyakit. Dokter duduk di depan komputer dan memasukkan
data pasien: umur, riwayat kesehatan, hasil laboratorium dan informasi terkait
lainnya. Dengan informasi ini ditambah pengetahuan yang sudah ada dalam
komputer, MYCIN mendiagnosa selanjutnya merekomendasi obat dan dosis yang harus
dimakan.
• MYCIN sebagai penasehat medis, tidak
dimaksudkan untuk mengantikan kedudukan seorang dokter. Tetapi membantu dokter
yang belum berpengalaman dalam penyakit tertentu. Juga untuk membantu dokter
dalam mengkonfirmasi diagnosa dan terapi yang diberikan kepada pasien apakah
sesuai dengan diagnosa dan terapi yang ada dalam basis pengetahuan yang sudah
dimasukkan ke dalam MYCIN, karena MYCIN dirancang oleh dokter-dokter yang ahli
di bidang penyakit tersebut.
• Kesimpulan : sistem pakar seperti MYCIN
bisa digunakan sebagai bahan pembanding dalam pengambilan solusi dan pemecahan
masalah. Keputusan terakhir atas pengobatan tersebut tetap menjadi tanggung
jawab dokter.
DENDRAL
Mengidentifikasi
struktur molekular campuran kimia yang tak dikenal XCON & XSEL
XCON
• Merupakan sistem pakar untuk membantu
konfigurasi sistem komputer besar, membantu melayani order langganan sistem
komputer DEC VAX 11/780 ke dalam sistem spesifikasi final yang lengkap
• Komputer besar seperti VAX dan komponen
yang berbeda digabung dan disesuaikan dengan konfigurasi tertentu yang
diinginkan oleh para pelanggan.
• Ada ribuan cara dimana aseosri Pcboard,
kabel, disk drive, periperal, perangkat lunak, dan lainnya bisa dirakit ke
dalam konfigurasi yang sangat rapih. Untuk meng-identifikasi hal-hal tersebut
diperlukan waktu berhari-hari/berminggu-minggu agar bisa memenuhi spesifikasi
yang diinginkan pemesan, tapi dengan XCON bisa dalam beberapa menit.
XSEL
• Dirancang untuk membantu
karyawan bagian penjualan dalam
memilih komponen sistem VAX. Karena banyaknya pilihan karyawan tersebut sering
menghadapi kesulitan dalam memilih suatu komponen yang paling tepat.
• Basis
pengetahuan yang ada pada XSEL membantu mengarahkan para
pemesan serius untuk memilih konfigurasi yang dikehendaki, kemudian XSEL
memilih CPU, memori, periperal dan menyarankan paket software tertentu yang
paling tepat dengan konfigurasinya.
PROSPECTOR
• = sistem pakar yang membantu ahli geologi
dalam mencari dan menemukan deposit
• Basis
pengetahuan berisi bermacam-macam mineral dan batu-batuan. Banyak pakar geologi
diwawancarai dan pengetahuan mereka tentang berbagai bentuk biji deposit
dimasukkan ke dalam sistem pakar.
• Ahli geologi melacak biji deposit dengan
pergi ke lapangan untuk meninjau medan dan mengumpulkan bukti yang ada seperti
ciri-ciri geologi dicatat, sampel tanah dan batu-batuan. Sistem pakar
mengevaluasi areal dalam bentuk pertanyaan dan data-data tersebut dimasukkan,
kemudian Prospector memberikan rekomendasi yang menunjukkan jumlah deposit yang
ada dan apakah menguntungkan atau tidak bila dieksplorasi atau di bor lebih
lanjut.
DELTA
• Dibuat oleh perusahaan General Electric
(GE) membantu karyawan bagian pemeliharaan mesin lokomotif diesel dalam
memantau mesin-mesin yang tidak berfungsi
dengan baik dan membimbing ke arah prosedur perbaikan.
FOLIO
• Sistem pakar yang menolong stock broker
dan tugas manajer dalam menangani investasi bagi kepentingan para langganannya.
Stock broker mewawancarai langganan untuk menentukan tujuan sumber dan
investasi mereka.
• FOLIO bisa memberikan rekomendasi tentang
keamanan investasi, mengevaluasi stock beresiko tinggi,menghitung pengembalian
modal, dan membuat keputusan dalam hal pemasaran suatu komoditi.
• Membantu para perencana keuangan untuk
memperkecil kerugian karena pajak, inflasi atau faktor lain misal turun naiknya
nilai mata uang.
ELECTRONIC LAYER.
• Digunakan untuk menganalisa dan membantu
rekayasa rancangan sirkuit elektronik yang terbuat dari transistor, dioda dan
resistor.
• Diagram skematik dari sirkuit ini
dimasukkan ke dalam komputer dan EL menganalisis menentukan karakteristik
sirkuit, nilai voltase, dan strum yang ada pada semua titik sirkuit.
• Basis pengetahuan pada EL merupakan
prinsip umum elektronik seperti hukum OHM, hukum kirchoff, karakteris-tik
komponen, teori operasi transistor.
RAMALAN CUACA
Dengan diberi
input tentang situasi cuaca yang sedang berlangsung, baik lokal maupun ditempat
lain, maka sistem pakar bisa menyajikan ramalan yang akurat tentang cuaca yang
akan terjadi dalam suatu periode tertentu.
CONTOH LAIN
SISTEM PAKAR
Sistem pakar :
- Digunakan
untuk konsultasi
- Sistem pakar selalu tersedia di organisasi,
sedang pakar belum tentu selalu berada di tempat. Misal suatu keputus-an harus
diambil oleh manajer yang pakar dalam suatu bi-dang, karena manajer ini pergi
dan tidak berada di kantor, maka keputusan yang harus diambil tertunda.
- Sistem pakar dapat menyimpan dan mengingat
pengeta-huan yang sangat tidak terbatas dan tidak kenal lelah. Oleh karena itu
pekerjaan dokter akan sangat terbantu sekali dengan SP yang diisi dengan
sejumlah pengetahuan (mi-sal semua jenis obat dan efeknya) yang pakarnya
sendiri belum tentu dapat mengingatnya.
• Pak A nasabah bank X. Pak A
akan meminjam uang untuk membeli rumah. Di bank X pak A menanyakan ke bagian informasi dan disarankan untuk menuju
ke lantai 3 di kantor manajer installment loan. Di kantor ini, pak A
mengutarakan maksudnya untuk meminjam uang dan akan dibayar angsuran tiap
bulannya bervariasi besarnya tergantung dari penghasilannya. Manajer installment
loan menolak karena pinjaman di bagian ini harus dibayar angsuran yang nilainya
sudah tetap ditentukan di muka. Manajer ini mengatakan bahwa pak A salah tempat
menemui dia dan menyarankan ke lantai 5 di kantor manajer mortgage loan.
Sesampainya disana, pak A mengutarakan kembali maksudnya untuk meminjam uang
dengan membayar secara angsuran. Manajer ini setuju tetapi pak A harus
meninggalkan sertifikat tanahnya sebagai agunan. Sebaliknya pak A tidak setuju
karena dia akan menggunakan sertifikat tanah ini untuk keperluan yang lain.
Manajer mortgage loan menyarankan pak A untuk menemui kepala cabang di lantai
1. Pak A turun ke lantai 1 bukannya menemui kepala cabang tetapi bank lain
yaitu Y di seberang jalan.
Di bank Y pak A ditemui oleh seorang pegawai bank
yang mempersilahkan dia duduk. Setelah pak A mengutarakan maksudnya, tak lama
kemudian setelah pegawai menggunakan komputer dihadapannya, pegawai tersebut
menyetujui pinjaman pak A.
Beda bank X dan
bank Y.
Untuk bank X
kepandaian atau pengetahuan (knowledge) dimiliki di masing-masing manajer. Dan
jika pak A menemui manajer yang pengetahuannya lain yang tidak sesuai de-ngan
permasalahannya, pak A salah alamat dan harus me-nemui manajer lain yang
sesuai.
Untuk bank Y,
pengetahuan dari manajer-manajer bersang-kutan dimasukkan dan berada di dalam
sistem komputer dalam bentuk basis data pengetahuan (knowledge base).
• Sistem pakar yang digunakan di dinas
sosial negara bagian California, Amerika Serikat. Sebelum SP diguna-kan,
pemberian tunjangan sosial kurang efektif karena beragamnya macam tunjangan
yang diberikan dan banyaknya aturan yang ada untuk mendapatkan tunjangan
sosial. Lebih dari 3000 aturan dibukukan untuk tunjangan sosial ini. Pada waktu
seseorang melamar untuk meminta tunjangan sosial, orang ini akan dilayani
dengan pekerja sosial dan pekerja sosial harus mengetahui aturan-aturan yang
ada. Jika ada kasus khusus dan pekerja sosial tidak memahami aturannya tetapi
memutuskan hasilnya, maka hasil keputusan dapat tidak efektif. Menyadari
kelemahan-kelemahan ini maka dinas sosial kemudian menerapkan sistem pakar yang
berisi dengan knowledge base berupa ribuan aturan-aturan ini.Bedanya : sebelum
ada SP, yang pakar adalah pekerja sosialnya dan jika pekerja sosial kurang
pakar maka dapat mengakibatkan kesalahan keputusan. Setelah ada SP, pekerja
sosial tidak harus pakar karena yang pakar adalah sistemnya karena sistem-nya
berisi dengan semua aturan, sehingga mengurangi kesalahan pengambilan
keputusan.
Konsep
dasar sistem pakar mengandung keahlian, ahli/ pakar, pengalihan keahlian,
mengambil keputusan, aturan, kemampuan menjelaskan.
Keahlian
Keahlian
bersifat luas dan merupakan penguasaan penge-tahuan dalam bidang khusus yang
diperoleh dari pelatihan, membaca atau pengalaman. Contoh bentuk pengetahuan
yang termasuk keahlian :
- Teori, fakta, aturan-aturan pada lingkup
permasalahan tertentu
- Strategi
global untuk menyelesaikan masalah
Ahli / Pakar
Seorang
ahli adalah seseorang yang mampu menjelaskan suatu tanggapan, mempelajari
hal-hal baru seputar topik permasalahan, menyusun kembali pengetahuan jika
dipandang perlu, memecahkan masalah dengan cepat dan tepat.
Pengalihan keahlian
Tujuan
dari sistem pakar adalah untuk mentransfer keahlian dari seorang pakar ke dalam
komputer kemudian ke masyarakat. Proses ini meliputi 4 kegiatan, yaitu
perolehan pengetahuan (dari para ahli atau sumber-sumber lainnya), representasi
pengetahuan ke komputer, kesimpulan dari pengetahuan dan pengalihan pengetahuan
ke pengguna.
Mengambil keputusan
Hal yang
unik dari sistem pakar adalah kemampuan untuk menjelaskan dimana keahlian
tersimpan dalam basis pengetahuan. Kemampuan komputer untuk mengambil
kesimpulan dilakukan oleh komponen yang dikenal dengan mesin inferensi yaitu
meliputi prosedur tentang pemecahan masalah.
Aturan
Sistem
pakar yang dibuat merupakan sistem yang berdasar-kan pada aturan – aturan
dimana program disimpan dalam bentuk aturan-aturan sebagai prosedur pemecahan
masalah. Aturan tersebut biasanya berbentuk IF – THEN.
Kemampuan menjelaskan
Keunikan lain
dari sistem pakar adalah kemampuan dalam menjelaskan atau memberi
saran/rekomendasi serta juga menjelaskan mengapa beberapa tindakan/saran
tidak di-rekomendasikan.
SIAPA SAJA YANG DAPAT TERKAIT DALAM PENGGUNAAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM
PAKAR
1. Pakar
Pakar adalah orang yang memiliki pengetahuan
khusus, pendapat, pengalaman dan metode, serta kemampuan untuk mengaplikasikan
keahliannya tersebut guna menyelesaikan masalah.
2.
Perekayasa pengetahuan
Perekayasa pengetahuan adalah orang yang membantu
pakar dalam menyusun area permasalahan dengan menginterpretasikan dan
mengintegrasikan jawaban-jawaban pakar atas pertanyaan yang diajukan,
menggambarkan analogi, mengajukan counter example dan menerangkan
kesulitan-kesulitan konseptual.
3. Pemakai
- Pemakai awam : dalam hal ini sistem
pakar bertindak se-bagai konsultan untuk memberikan saran dan solusi kepada
pemakai
- Pelajar yang ingin belajar : sistem
pakar bertindak sebagai instruktur
- Pembuat sistem pakar : sistem pakar
sebagai partner dalam pengembangan basis pengetahuan.
- Pakar :
sistem pakar bertindak sebagai mitra kerja/asisten
AREA PERMASALAHAN APLIKASI SISTEM PAKAR
1. Interpretasi
Yaitu pengambilan keputusan dari hasil observasi,
diantaranya : pengawasan, pengenalan ucapan, analisis citra, interpretasi
sinyal, dan beberapa analisis kecerdasan.
2. Prediksi
Memprediksi akibat-akibat yang dimungkinkan dari
situasi-situasi tertentu, diantaranya : peramalan, prediksi demografis,
peralaman ekonomi, prediksi lalulintas, estimasi hasil, militer, pemasaran,
atau peramalan keuangan.
3. Diagnosis
Menentukan sebab malfungsi dalam situasi kompleks
yang didasarkan pada gejala-gejala yang teramati, diantaranya : medis,
elektronis, mekanis, dan diagnosis perangkat lunak
4. Desain
Menentukan konfigurasi komponen-komponen sistem
yang cocok dengan tujuan-tujuan kinerja tertentu dan kendala-kendala tertentu,
diantaranya : layout sirkuit, perancangan bangunan
5. Perencanaan
Merencanakan serangkaian tindakan yang akan dapat
mencapai sejumlah tujuan dengan kondisi awal tertentu, diantaranya : perencanaan
keuangan, komunikasi, militer, pengembangan politik, routing dan manajemen
proyek.
6. Monitoring
Membandingkan tingkah laku suatu sistem yang
teramati dengan tingkah laku yang diharapkan darinya, diantara-nya : Computer
Aided Monitoring System
7. Debugging
dan repair
Menentukan
dan mengimplementasikan cara-cara untuk mengatasi malfungsi, diantaranya
memberikan resep obat terhadap suatu kegagalan.
8. Instruksi
Melakukan instruksi untuk diagnosis, debugging dan
per-baikan kinerja.
9. Kontrol
Mengatur tingkah laku suatu environment yang
kompleks seperti kontrol terhadap interpretasiinterpretasi, prediksi,
perbaikan, dan monitoring kelakuan sistem
10. Seleksi
Mengidentifikasi
pilihan terbaik dari sekumpulan (list) kemungkinan.
11. Simulasi
Pemodelan
interaksi antara komponen-komponen sistem.
KOMPONEN SISTEM PAKAR
Komponen sistem pakar ada empat bagian :
1. KNOWLEDGE BASE (BASIS PENGETAHUAN).
Knowledge Base (Basis
pengetahuan) merupakan inti dari program sistem pakar karena basis pengetahuan
itu merupakan presentasi pengetahuan atau knowledge representation basis
pengetahuan adalah sebuah basis data yang menyimpan aturan-aturan tentang suatu
domain knowledge/pengetahuan tertentu. Basis pengetahuan ini terdiri dari
kumpulan objek beserta aturan dan atributnya (sifat atau cirinya), tentu saja
di dalam domain tertentu. Contoh :If hewan merupakan sayap dan bertelur then
hewan jenis burung.
Ada 2 bentuk pendekatan basis
pengetahuan yang sangat umum digunakan yaitu :
a.
Rule-Based Reasoning (Penalaran berBasis Aturan)
Pada
penalaran berbasis aturan, pengetahuan direpresentasi-kan dengan menggunakan
aturan berbentuk IF-THEN. Bentuk ini digunakan jika kita memiliki sejumlah
pengetahuan pakar pada suatu permasalahan tertentu, dan pakar dapat
menyelesaikan masalah tersebut secara berurutan. Bentuk ini juga digunakan jika
dibutuhkan penjelasan tentang jejak (langkah-langkah) pencapaian solusi.
b.
Case-Based
Reasoning (Penalaran berBasis Kasus).
Basis
pengetahuan akan berisi solusi-solusi yang telah di-capai sebelumnya, kemudian
akan diturunkan suatu solusi untuk keadaan yang terjadi sekarang (fakta yang
ada). Bentuk ini digunakan jika pemakai (user) menginginkan untuk tahu lebih
banyak lagi pada kasus-kasus yang hampir sama (mirip). Bentuk ini juga
digunakan jika kita telah memiliki sejumlah situasi atau kasus tertentu dalam
basis pengetahuan.
2.
Working Memory (Basis Data atau Memori Kerja).
Working memory adalah bagian yang mengandung semua fakta-fakta baik fakta
awal pada saatsistem beroperasi maupun fakta-fakta pada saat pengambilan kesimpulan
sedang dilaksanakan selama sistem pakar beroperasi, basis data berada di dalam
memori kerja.
3.
Inference Engine (Mesin/Motor Inferensi).
Inference Engine adalah bagian yang menyediakan mekanisme fungsi berfikir
dan pola-pola penalaran sistem yang digunakan oleh seorang pakar.
·
Mekanisme
ini akan menganalisa masalah tertentu dan selanjutnya akan mencari jawaban atau
kesimpulan yang terbaik.
·
Mesin
ini akan dimulai pelacakannya dengan mencocokan kaidah-kaidah dalam basis pengetahuan
dengan fakta-fakta yang ada dalam basis data.
Dua teknik untuk melakukan Inferensia,
yaitu:
a)
Forward Chaining (Pelacakan ke depan). Pencocokan fakta
atau pernyataan dimulai dari bagian sebelah kiri (IF) dulu. Dengan perkataan
lain, penalaran dimulai dari fakta terlebih dahulu untuk menguji kebenaran
hipotesa.
Contoh-contoh aturan
No.
|
Aturan
|
R-1
R-2
R-3
R-4
R-5
R-6
R-7
R-8
R-9
R-10
|
IF A & B
THEN C
IF C THEN D
IF A & E
THEN F
IF A THEN G
IF F & G
THEN D
IF G & E
THEN H
IF C & H
THEN I
IF I & A
THEN J
IF G THEN J
IF J THEN K
|
Pada tabel di
atas ada 10 aturan (rule) yang tersimpan dalam basis pengetahuan. Fakta awal yang diberikan hanya : A & E
(yaitu berarti A dan F bernilai benar). Hipotesanya adalah apakah K
bernilai benar ? Untuk itu dilakukan langkah-langkah inferensia sebagai berikut
:
·
Start dari R-1. A merupakan fakta sehingga
bernilai benar, sedangkan B belum diketahui kebenarannya, sehingga C pun belum
diketahui kebenarannya. Oleh karena
itu pada R-1 kita tidak mendapatkan informasi apapun. Sehingga kita menuju ke
R-2.
·
Pada
R-2 juga sama kita tidak dapat memastikan kebenaran D karena C belum diketahui apakah
benar atau salah sehingga kita tidak mendapatkan informasi apapun , sehingga
kita menuju ke R-3.
·
Pada
R-3 A dan E adalah fakta sehingga jelas benar. Dengan demikian F sebagai konsekuensi juga benar. Dari
sini kita mendapat fakta baru yaitu F, tetapi karena F bukan hipotesa maka
langkah diteruskan ke R-4
·
Pada
R-4 A adalah fakta berarti jelas benar, sehingga G sebagai konsekuen juga
benar. Jadi terdapat fakta baru yaitu G, tetapi G bukan hipotesa sehingga
langkah diteruskan ke R-5.
·
Pada
R-5 F dan G benar berdasarkan aturan R-3 dan R-4, sehingga D sebagai konsekuen
juga benar. Terdapat fakta baru yaitu D, tetapi D bukan hipotesa sehingga
diteruskan ke R-6.
·
Pada
R-6, E dan G benar berdasarkan fakta dan R-4, maka H benar. Sehingga terdapat
fakta baru yaitu H, tetapi H bukan hipotesa, sehingga diteruskan ke R-7.
·
Pada
R-7, karena C belum diketahui, maka I juga belum dapat diketahui kebenarannya,
sehingga kita tidak mendapatkan informasi apapun. Diteruskan ke R-8
·
Pada
R-8, meskipun A benar karena fakta tetapi I belum diketahui, sehingga J juga
belum dapat diketahui kebenarannya. Diteruskan ke R-9.
·
Pada
R-9, G benar menurut R-4, sehingga konsekuennya J juga benar, tetapi J bukan
hipotesa, maka diteruskan ke R-10.
·
Pada
R-10, K benar karena J benar menurut R-9. Karena K merupakan hipotesa yang
dibuktikan maka selesai.
Secara diagram dapat digambarkan sebagai
berikut :
R-4
R-9 R-10
R-5
R-3 R-6
Gambar. Forward Chaining
b)
Backward Chaining (Pelacakan kebelakang). Melalui
penalaranya dari sekumpulan hipotesis menuju fakta-fakta yang mendukung
tersebut, jadi proses pelacakan berjalan mundur dimulai dengan menentukan
kesimpulan yang akan dicari baru kemudian fakta-fakta pembangun kesimpulan atau
a Goal Driven. Atau dengan kata lain pencocokan fakta atau pernyataan dimulai
dari sebelah kanan (THEN) dulu.
Kita lihat lagi tabel aturan sebelumnya. Terlihat
ada 10 aturan yang tersimpan dalam basis pengetahuan. Fakta awal A dan E.
Hipotesa adalah K. Langkah-langkahnya adalah :
·
Pertama-tama
dicari terlebih dahulu mulai dari R-1 aturan yang memiliki konsekuen K, dan
ternyata ada di R-10. Dari R-10, untuk membuktikan K benar harus dibuktikan
dahulu bahwa J benar.
·
Dicari
aturan yang mempunyai J sebagai konsekuen mulai dari R-1 dan ternyata di R-8.
Pada R-8 A benar tetapi I belum diketahui kebenarannya, maka mulai R-1 perlu
dicari aturan dengan konsekuen I yaitu di R-7.
·
Untuk
membuktikan I benar di R-7, perlu dibuktikan C dan H benar. Untuk itu dicari
aturan dengan konsekuen C yaitu di R-1.
·
Untuk
membuktikan C benar di R-1 haruslah A dan B benar. A jelas benar karena fakta,
tetapi B belum diketahui kebenarannya, dan dalam basis pengetahuan tidak ada
aturan yang konsekuennya B. Dengan demikian penalaran ini tidak bisa
membuktikan kebenaran K. Namun demikian, masih punya alternatif lain untuk
melakukan penalaran, yaitu dengan backtracking.
·
Backtracking.
Diulangi lagi dengan langkah dengan pembuktian kebenaran C dengan mencari
aturan lain yang konsekuennya C. Ternyata tidak ditemukan.
·
Lakukan
backtracking lagi dengan mencari aturan dengan konsekuen I, ternyata tidak ada.
·
Lakukan
backtracking lagi mencari aturan dengan konsekuen J, ditemukan di R-9, tetapi
harus membuktikan bahwa G benar, maka dicari aturan dengan konsekuen G yaitu di
R-4
·
R-4,
A adalah fakta jadi jelas benar maka G juga benar. Jadi berdasarkan penalaran
ini dapat dibuktikan bahwa hipotesa K benar.
R-10
R-8 R-7 R-1
Gagal
R-10 R-9 R-4 fakta
Sukses.
Contoh : Misal diketahui sistem pakar dengan
aturan-aturan sbb :
R-1 :
IF suku bunga turun THEN harga obligasi naik.
R-2 :
IF suku bunga naik THEN harga obligasi turun.
R-3 :
IF suku bunga tidak berubah THEN harga obligasi tidak
berubah.
R-4 :
IF nilai dolar naik THEN suku bunga turun.
R-5 :
IF nilai dolar turun THEN suku bunga naik.
R-6 :
IF harga obligasi turun THEN beli obligasi.
Sekarang apabila
diketahui bahwa nilai dolar turun,
maka untuk memutuskan apakah akan membeli obligasi atau tidak, dapat
ditunjukkan sebagai berikut :
Forward Chaining (Pelacakan ke depan/Maju). Dari
fakta nilai dolar turun, berdasarkan
R-5 diperoleh bahwa suku bunga naik,
dari R-2 diperoleh suku bunga naik
menyebabkan harga obligasi turun,
kemudian dengan R-6 jika harga obligasi
turun, maka beli obligasi. Jadi
kesimpulan beli obligasi.
|
|
R-5
|
R-2
R-6
|
Backward
Chaining (Pelacakan kebelakang/Mundur). Berangkat dari membeli obligasi, dengan R-6 diperoleh anteseden harga obligasi turun. Dari R-2 dapat
dibuktikan bahwa harga obligasi turun
bernilai benar jika suku bunga naik
bernilai benar. Dari R-5, suku bunga naik
memang bernilai benar karena diketahui fakta bahwa nilai dolar turun.
|
R-5
|
R-2
|
R-6
4. User Interface (Antarmuka Pemakai).
Antarmuka pemakai adalah
bagian penghubung antara program sistem
pakar dengan pemakai.Pada bagian memungkinkan pengguna untuk memasukkan
instruksi dan informasi ke dalam sistempakar serta menerima penjelasan dan
kesimpulan. (Gambar di bawah ini).
Knowlegde Base
Inference Engine User Interface
Working Memory
Komponen Utama Sistem Pakar.
CIRI-CIRI SISTEM PAKAR.
Ciri-ciri sistem pakar adalah sebagai berikut:
1. Terbatas pada domain keahlian tertentu.
2. Memiliki fasilitas informasi yang handal.
3. Dapat memberikan penalaran untuk data data
yang tidak pasti.
4. Dapat mengemukan rangkaian
alasan-alasan yang diberikannya dengan
cara yang dapat dipahami.
5. Berdasarkan pada kaidah/rRule tertentu.
6. Memiliki kemampuan untuk belajar
beradaptasi.
7. Dirancang untuk dapat dikembangkan secara
bertahap (mudah dimodifikasi).
8. Dapat digunakan dalam berbagai jenis
komputer
9. Keluaranya bersifat anjuran.
SISTEM KERJA PAKAR.
Menurut Staugard (1987) sistem kerja pakar terbagi
dalam tiga modul yaitu:
1. Modul Penerimaan Pengetahuan.
Modul ini digunakan untuk
mendapatkan pengetahuan sistem pakar yang melalui proses penerimaan
pengetahuan. Proses ini dilakukakan melalui interaksi dengan pakar, sedangkan
peneri-maan pengetahuan dilakukan dengan bantuan Knowledge Engineer (KE), yaitu
seorang spesialis sistem yang menterjemahkan pengetahuan yang dimiliki seorang
pakar menjadi pengetahuan yang akan tersimpan dalam basis pengetahuan pada
sebuah sistem pakar (Gambar di bawah).
2. Modul Konsultasi.
Sistem pakar pada modul
konsultasi apabila sistem memberikan konsultasi berupa jawaban atas permasalahan
yang diajukan oleh pemakai pada modul ini pemakai yang awam berinteraksi dengan
sistem dengan memasukkan data dan jawaban-jawaban pertanyaan sistem. Data yang
dimasukkan oleh pemakai ditempatkan dalam database sistem dan kemudian diakses
oleh pembangkit inference untuk mendapatkan kesimpulan.
3. Modul Penjelasan.
Modul Penjelasan adalah
menjelaskan proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sistem.
CARA REPRESENTASI.
Cara representasi dalam sistem pakar (Turban,1992)
terbagi dalam tiga teknik, yaitu:
1.
Production Rule
Production Rule adalah
model ide dasar dari sistem yang memopresentasikan pengetahuan dengan bentuk
pasangan kondisi aksi (Jika-Maka, IF - THEN).
2.
Semantic Network.
Semantic Network adalah
gambaran grafis dari pengetahuan yang
terdiri node atau symbol dan hubungan atau link yang memperlihatkan hubungan
hirarkis antar objek.
3.
Frame.
Frame adalah struktur
data yang berisi semua pengetahuan tentang objek tertentu.
PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR.
Diperlukan beberapa tahapan, misal kita dapat
menggunakan metode choice/pilihan. Metode ini terdiri dari :
1. Rekayasa sistem dan analisis.
Dalam tahap ini dilakukan
komunikasi antar pencari dan pengguna sistem untuk membahas masalah yang
dihadapi. Mengidentifikasi masalah dan kebutuhan. Mengkaji situasi dan
memutuskan dengan pasti tentang masalah yang akan dikomputerisasi dan apakah
dengan sistem pakar bisa lebih membantu atau tidak. Misalnya :
·
Pemakai
sistem sangat tergantung dengan beberapa spesialis yang diperlukan dalam sistem
pakar. Ini jangan sampai terjadi.
·
Tidak
terlalu membebani operator dengan tugas-tugas yang seharusnya dikerjakan oleh
seorang pakar.
2. Menentukan masalah yang cocok. Ada
beberapa syarat yang harus dipenuhi agar sistem pakar dapat bekerja dengan
baik, yaitu :
·
Domain
tidak terlalu luas;
·
Kompleksitasnya
menengah, artinya jika masalah terlalu mudah (dapat diselesaikan dalam beberapa
detik saja) atau masalah yang sangat komplek seperti peramalan berhentinya
semburan lumpur lapindo tidak perlu menggunakan sistem pakar;
·
Tersedianya
ahli (pakar) dalam bidang yang akan dibuat sistem pakarnya;
·
Menghasilkan
solusi mental bukan fisik, artinya sistem pakar hanya memberikan anjuran tidak
bisa melakukan aktivitas fisik seperti membau atau merasakan;
·
Tidak
melibatkan hal-hal yang common sense,
yaitu penalaran yang diperoleh dari pengalaman, seperti : adanya gravitasi
membuat benda jatuh, atau jika lampu traffic light merah maka kendaraan harus
berhenti.
3. Mempertimbangkan Alternatif. Yaitu
menggunakan sistem pakar atau komputer tradisional.
4. Menghitung pengembalian investasi,
termasuk diantaranya biaya pembuatan sistem pakar, biaya pemeliharaan, dan
biaya pelatihan.
5. Memilih alat pengembangan. Dapat
menggunakan software pembuat sistem pakar (seperti SHELL, dengan WinExsys yang
beroperasi pada sistem operasi windows 97), atau dirancang dengan bahasa
pemrograman sendiri (misal dengan bahasa PROLOG).
6. Rekayasa Pengetahuan. Perlu dilakukan
penyempurnaan terhadap aturan-aturan yang sesuai.
7. Desain (Design) sistem. Tahap ini termasuk
pembuatan prototype serta menterjemahkan pengetahuan menjadi aturan-aturan.
Juga pada tahap ini ditentukan konfigurasi yang dibutuhkan oleh sistem dan metode
yang digunakan dalam mengambil keputusan.
8. Pengkodean (Coding). Pada tahap ini
dilakukan perubahan hasil desain menjadi program yang dapat dibaca oleh komputer.
9. Pengujian (Testing). Pada tahap ini
dilakukan pengujian dari kinerja sistem,mencari dan memperbaiki kesalahan/error
yang ada.
10. Pemeliharaan (Maintanance). Pemeliharaan
sistem dilakukan dengan kaidah pengambil keputusan. Serta memperbaharui
pengetahuan, mengganti pengetahuan yang sudah ketinggalan, dan meluweskan
sistem agar bisa lebih baik lagi dalam menyelesaikan masalah.
0 komentar:
Posting Komentar