MAKALAH
PELAJARAN
LOGIKA
INFORMATIKA
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
1. INTAN
NOVITA ROLANDYA ( 115 100 051 )
2.
SURYANSI PRANATA ( 115 100 025 )
INSTITUSI
/ PRODI : STMIK / SI
Perguruan
Tinggi Mitra Lampung
Jln.
Zainal Abidin Pagar Alam No.7
Gedongmeneng
Bandar
Lampung
Telp. (
0721 ) 701418
Fax. (
0721 ) 788960
KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun
tujuan disusun nya makalah ini adalah dalam rangka memenuhi persyaratan mata
kuliah “ Logika Informatika “
Saya
menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan makalah ini masih memiliki
kekurangan , baik dalam penyajian maupun dalam pembahasan. Karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan dan
menghindari adanya kesalahan dalam pembuatan makalah pada masa yang akan
datang.
Dalam
menyelesaikan Makalah ini saya banyak mendapatkan kesulitan dan hambatan. Namun
berkat dorongan dan bimbingan dari bebagai pihak maka makalah ini dapat saya
selesaikan dengan baik.
Bandar Lampung, 27 Desember 2011
Penulis,
i
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar………………………………………………………………………….…….i
Daftar
Isi………………………………………………………………………………….......ii
BAB 1 Dasar-Dasar Logika
1.1
Pendahuluan ……………………………………………...…….……1
1.2
Pengertian
Umum Logika …….………………………...…………2
1.2.1
Matematika
Dan Filsafat ……………...………….2
1.2.2
Matematika
Dan Logika …..………...…..……….2
1.2.3
Makna
Logika Informatika ………………...….…...3
1.2.4
Pada
Logika Fuzzy ……….…………......………….3
1.2.5
Hubungan
Matematika Dan logika …...….…………3
1.2.6
Logika
Dan computer …………...…..………...3
1.3
Logika
Dan Pernyataan
1.3.1
Logika ………….……………….......…………3
1.3.1.1
Pengertian
Logika ……......…………3
1.3.1.2
Gambaran
Umum Logika .………...4
1.3.1.3
Aliran
Dalam Logik ….……………4-5
1.3.2
Pernyataan
(Proposisi) …...…………………….5
1.4
Penghubung
Kalimat ….……………………………………...6
1.4.1
Nagasi .………………………………………...7
1.4.2
Konjungsi ……………………………...………….7
1.4.3
Disjungsi ..……………………………...………...7
1.4.4
Implikasi ..……………………………...………...8
1.4.5
Biimplikasi ..……………………………...………8-9
1.5
Ingkaran
(Negasi) Suatu Pernyataan .….…………...………...9
1.5.1
Negasi
Suatu Konjungsi .……………...…………9
1.5.2
Negasi
Suatu Disjungsi ……………...………….9
1.5.3
Negasi
Suatu Implikasi ..……………...……….10
1.5.4
Negasi
Suatu Biimplikasi ..……………...……….10
1.6
Tautologi,
Kontradiksi, dan Kontingen ...…………...….......10-11
1.7
Konvers,
Invers, dan Kontraposisi .………………...….11-12
1.8
Ingkaran
Konvers, Invers, Kontraposisi …..……………...…12-13
1.9
Ekuivalensi
Logika ………………………………………….....13-15
1.9.1
Hukum-Hukum
Ekuivalensi Logika .........15-16
1.9.2
Peyederhanaan
Logika .………………...….16-17
1.10
Inverensi
Logika
1.10.1
Argumen
Valid Dan Invalid ….……...….18-19
1.10.2
Aturan
Penarikan Kesimpulan ….……...….20-23
BAB 2
Gerbang Logika atau Teknik Logika
2.1 Pendahuluan …………………………………………………………….23-25
2.2 Pengertian Gebang Logika …………………………………………….25-26
2.3 Rangkaian Terpadu ( IC ) ………………………………………………..27
2.4 Jenis-Jenis Rangkaian
Gerbang Logika
1 NOT GATE …………………………………………………….27-28
2 AND GATE …………………………………………………….28-29
3 OR GATE ………………………………………………………..30
4 NAND GATE …………………………………………………….31-32
5 NOR GATE …………………………………………………….32-33
6 EX-OR GATE …………………………………………………….33-34
7 EX-NOR GATE …………………………………………………….34-35
2.5 Rangkuman …………………………………………………………….35-36
Penutup ………………………………………………………………………..37
Kritik Saran ………………………………………………………………………..38
Daftar Pustaka ……………………………………………………………………...39
ii
BAB I
DASAR-DASAR LOGIKA
1.1.PENDAHULUAN
Logika disebut juga “the calculus of computer science”
karena logika memegang peranan yang sangat penting di bidang ilmu komputer.
Peran kalkulus (matematika) sama pentingnya untuk ilmu-ilmu bidang sains,
misalnya ilmu fisika, ilmu elektronika, ilmu kimia, dan sebagainya. Oleh karena
itu, biasanya pelajar, mahasiswa, guru, dan dosen setuju bahwa logika memainkan
peranan penting dalam berbagai bidang keilmuan, bahkan dalam kehidupan manusia
sehari-hari.
Logika, komputasi numerik, dan
matematika diskrit memiliki peran penting dalam ilmu komputer karena semuanya
berperan dalam pemrograman. Logika merupakan dasar-dasar matemtis suatu
perangkat lunak, digunakan untuk memformalkan semantik bahasa pemrograman dan
spesifikasi program, serta menguji ketepatan suatu program. Hal ini menunjukkan
betapa pentingnya logika matematika karena banyak ilmu, khususnya dalam bidang
ilmu komputer, yang memerlukan logika untuk berkembang.
Logika dalam ilmu komputer dalam
ilmu komputer digunakan sebagai dasar dalam belajar bahasa pemrograman,
struktur data, kecerdasan buatan, teknik/sistem digital, basis data, teori
komputasi, rekayasa perangkat lunak, sistem pakar, jaringan syaraf tiruan, dan
lain-lainnya yang mempergunakan logika secara intensif. Salah satu contoh yang
populer adlah sistem digital, yaitu bidang ilmu yang didasari oleh logika untuk
membuat gerbang logika (logic gates)
dan arsitektur komputer sebagai inti mikroprosesor, otak komputer atau central processing unit.
Logika matematika (mathematical logic) adalah cabang ilmu
di bidang matematika yang memperdalam masalah logika, atau lebih tepatnya
memperjelas logika dengan kaidah-kaidah matematika.
Logika matematika sendiri juga terus
berkembang, mulai dari logika proposional, logika predikat, pemrograman logika,
dan sebaganya. Perkembangan terakhir ilmu logika adalah logika fuzzy, atau di Indonesia disebut logika
kabur atau logika samar. Implementasi logika fuzzy dapat ditemui pada pengatur
suhu udara (AC), mesin pencuci, kulkas, lainnya.
Dari penjelasan diatas bisa disimpulkan mengenai peran penting logika dalam
ilmu komputer. Jika seseorang ingin
mempelajari ilmu komputer, maka ia tidak bisa terlepas dari masalah logika.
Oleh karena itu, logika matematika
dipelajari secara formal di perguruan tinggi, khususnya dalam ilmu komputer
sebagai matakuliah wajib selama 1
semester. Di indonesia sendiri ilmu komputer lebih populer dengan nama Teknik Informatika atau Teknologi
Informasi
Jade must be carved and polished before
it becomes an ornament.Man must be educated before he can achieve great things.
1
1.2.
PENGERTIAN UMUM LOGIKA
Filsafat
dan matematika adalah bidang pengetahuan rasional yang ada sejak dahulu. Jauh
sebelum matematika berkembang seperti sekarang ini dan penerapannya menyentuh
hampir seluruh bidang ilmu pengetahuan modern, ilmuwan dan filosof yunani telah
mengembangkan dasar pemikiran ilmu geometri dan logika. Sebut saja THALES
(640-546 SM) yaitu seorang ilmuwan geometri yang juga disebut sebagai bapak
filosofi dan penalaran deduktif. Ada juga ahli matematika dan filosof
PHYTAGORAS (572-497 SM) dengan dalil phytagorasnya yang terkenal yaitu a2+b2=c2
.
1.2.1 MATEMATIKA
DAN FILSAFAT
Persamaan filsafat dan matematika
- Kerja Filosof adalah
berpikir konsep.
- Kerja Matematikawan adalah
memperjelas konsep yang dikembangkan oleh filosof.
Perbedaan
filsafat dan matematika
- Filsafat bebas menerapkan
berbagai metode rasional.
- Matematikawan hanya
menerapkan metode deduksi.
1.2.2. MATEMATIKA DAN LOGIKA
Menurut BETRAND RUSSEL matematika adalah ilmu yang
menyangkut deduksi logis tentang akibat-akibat dari pangkal fikir umum semua
penalaran.
Ini berkaitan dengan konsepsi matematika sebagai ilmu
formal, ilmu tentang bilangan dan ruang, ilmu tentang besaran dan keluasan,
ilmu tentang hubungan, pola bentuk, dan rakitan juga sebagai ilmu yang bersifat
abstrak dan deduktif.
1.2.3. MAKNA LOGIKA INFORMATIKA
Berasal dari bahasa yunani “LOGOS” yang berarti kata,
ucapan, atau alasan. Logika adalah metode atau
teknik yang diciptakan untuk meneliti ketepatan penalaran. Logika mengkaji prinsip-prinsip penalaran yang benar dan
penalaran kesimpulan yang absah. Ilmu ini pertama kali dikembangkan sekitar 300
SM oleh ARISTOTELES dan dikenal sebagai logika tradisioanal atau logika klasik.
Dua ribu tahun kemudian dikembangkan logika modern oleh GEORGE BOOLE dan DE
MORGAN yang disebut dengan Logika Simbolik karena menggunakan simbol-simbol
logika secara intensif.
Dasar pemikiran logika klasik adalah logika benar dan
salah yang disimbolkan dengan 0 (untuk logika salah) dan 1 (untuk logika benar)
yang disebut juga LOGIKA BINER. Tetapi pada kenyataanya dalam kehidupan sehari-hari
banyak hal yang kita jumpai yang tidak bisa dinyatakan bahwa sesuatu itu mutlak
benar atau mutlak salah. Ada daerah dimana benar dan salah tersebut nilainya
tidak bisa ditentukan mutlak benar atau mutlak salah alias kabur.
Untuk mengatasi masalah yang terjadi dalam logika klasik
yang dikembangkan oleh ARISTOTELES tersebut, seorang ilmuwan dari Universitas
California Berkeley, PROF. LOTFI A.ZADEH pada tahun 1965 mengenalkan suatu
konsep berpikir logika yang baru yaitu LOGIKA KABUR (FUZZY LOGIC).
2
1.2.4. PADA LOGIKA FUZZY
- Nilai kebenarn bukan bersifat crisp (tegas) 0
dan 1 saja tetapi berada diantaranya (multivariabel).
- Digunakan untuk merumuskan pengetahuan dan
pengalaman manusia yang mengakomodasi ketidakpastian ke dalam bentuk
matematis tanpa harus mengetahui model matematikanya.
- Pada aplikasinya dalam bidang komputer, logika
fuzzy diimplementasikan untuk memenuhi kebutuhan manusia akan sistem
komputer yang dapat merepresentasikan cara berpikir manusia.
1.2.5. HUBUNGAN MATEMATIKA DAN LOGIKA
Menurut RUDOLF
CARNAP (1931)
- Konsep matematika dapat diturunkan dari
konsep-konsep logika dengan melalui batasan-batasan yang jelas.
- Dalil-dalil matematika dapat diturunkan dari
aksioma-aksioma logika dengan perantara deduksi logis secara murni.
Menurut BETRAND
RUSSEL
- Logika adalah masa muda matematika dan
matematika adalah masa dewasa logika.
1.2.6. LOGIKA DAN KOMPUTER
Arsitektur sistem komputer
tersusun atas rangkaian logika 1 (true) dan 0 (false) yang dikombinasikan
dengan sejumlah gerbang logika AND. OR, NOT, XOR, dan NAND.
Program komputer berjalan
di atas struktur penalaran yang baik
dari suatu solusi terhadap suatu permasalahan dengan bantuan komponen program
IF…THEN…ELSE, FOR…TO…DO, WHILE, CASE…OF.
1.3 LOGIKA DAN PERNYATAAN
1.3.1
LOGIKA
1.3.1.1 PENGERTIAN
LOGIKA
Logika adalah metode atau teknik
yang diciptakan untuk meneliti ketepatan penalaran serta mengkaji
prinsip-prinsip penalaran yang benar dan penarikan kesimpulan yang absah.
Ilmu logika berhubungan dengan
kalimat-kalimat (argumen) dan hubungan yang ada diantara kalimat-kalimat
tersebut. Tujuannya adalah memberikan aturan-aturan sehingga orang dapat
menentukan apakah suatu kalimat bernilai benar.
Kalimat yang dipelajari dalam logika
bersifat umum, baik bahasa sehari-hari maupun bukti matematika yang didasarkan
atas hipotesa-hipotesa. Oleh karena itu aturan-aturan yang berlaku di dalamnya
haruslah bersifat umum dan tidak tergantung pada kalimat atau disiplin ilmu
tertentu. Ilmu logika lebih mengarah dalam bentuk sintaks-sintaks daripada arti
dari kalimat itu sendiri.
3
1.3.1.2
GAMBARAN UMUM LOGIKA
Secara umum logika dibedakan menjadi
dua yaitu Logika Pasti dan Logika Tidak Pasti. Logika pasti meliputi Logika
Pernyataan (Propotitional Logic), Logika Predikat (Predicate Logic), Logika
Hubungan (Relation Logic) dan Logika Himpunan. Sedangkan logika tidak pasti
meliputi Logika Samar atau kabur (Fuzzy
Logic).
Logika Pernyataan membicarakan
tentang pernyataan tunggal dan kata hubungnya sehingga didapat kalimat majemuk
yang berupa kalimat deklaratif.
Logika
Predikat menelaah variabel dalam suatu
kalimat, kuantifikasi dan validitas sebuah argumen.
Logika
Hubungan mempelajari hubungan antara pernyataan, relasi simetri, refleksif,
antisimtris, dll.
Logika
himpunan membicarakan tentang unsur-unsur himpunan dan hukum-hukum yang berlaku
di dalamnya.
Logika Samar merupakan pertengahan dari dua nilai biner
yaitu ya-tidak, nol-satu, benar-salah. Kondisi yang ditunjukkan oleh logika
samar ini antara lain : banyak, sedikit, sekitar x, sering, umumnya. Logika samar banyak diterapkan dalam
kecerdasan buatan, mesin pintar atau sistem cerdas dan alat-alat elektronika.
Program komputer dengan menggunakan logika samar mempunyai kapasitas
penyimpanan lebih kecil dan lebih cepat bila dibanding dengan logika biner.
1.3.1.3
ALIRAN DALAM LOGIKA
LOGIKA
TRADISIONAL
- Pelopornya adalah Aristoteles (384-322 SM)
- Terdiri dari analitika dan dialektika. Ilmu
analitika yaitu cara penalaran yang didasarkan pada pernyataan yang benar
sedangkan dialektika yaitu cara penalaran yang didasarkan pada dugaan.
LOGIKA METAFISIS
- Dipelopori oleh F. Hegel
(1770-1831 M)
- Menurut Hegel, logika
dianggap sebagai metafisika dimana susunan pikiran dianggap sebagai
kenyataan.
LOGIKA
EPISTIMOLOGI
- Diperkenalkan oleh FH. Bradley (1846-1924) dan
Bernhard Bosanquet (1848-1923 M).
- Prisip dari logika epistimologi ini adalah
untuk mencapai pengetahuan yang memadai, pikiran yang logis dan perasaan
halus digabungkan. Selain itu, untuk mencapai kebenaran, logika harus
dihubungkan dengan seluruh pengetahuan yang lainnya.
LOGIKA
INSTRUMENTALIS/FRAGMATIS
- Dipelopori oleh Jhon Dewey (1859-1952)
- Prinsipnya adalah logika merupakan alat atau
instrumen untuk menyelesaikan masalah.
4
LOGIKA SIMBOLIS
- Logika simbolis adalah ilmu tentang penyimpulan
yang sah (absah) yang dikembangkan menggunakan metod ematematika dan
bantuan simbol-simbol khusus sehingga memungkinkan seseorang menghindari
makna ganda dari bahasa sehari-hari.
- Pelopornya adalah Leibniz,
De Morgan, dan Boole
- Logika ini menggunakan
bahasa simbol untuk mempelajari secara rinci bagaimana akal harus bekerja
dan bercirikan teknis, matematis, dan ilmiah. Pemakaian simbol matematika
ini untuk mewakili bahsa dalam bentuk pernyataan yang bernilai benar atau
salah.
- Logika simbolis ini
kemudian menjadi dasar logika matematika modern yaitu logika formal yang
semata-mata menelaah bentuk da bukan isi dari apa yang dibicarakan.
1.3.1PERNYATAAN
(PROPOSISI)
Kata
merupakan rangkaian huruf yang mengandung arti, sedangkan kalimat adalah
kumpulan kata yang disusun menurut aturan tata bahasa dan mengandung arti. Di
dalam matematika tidak semua pernyataan yang bernilai benar atau salah saja
yang digunakan dalam penalaran. Pernyataan disebut juga kalimat deklaratif
yaitu kalimat yang bersifat menerangkan. Disebut juga proposisi.
Pernyataan/
Kalimat Deklaratif/ Proposisi adalah kalimat yang bernilai benar atau salah
tetapi tidak keduanya.
Contoh :
- Yogyakarta adalah kota
pelajar (Benar).
- 2+2=4 (Benar).
- Semua manusia adalah fana (Benar).
- 4 adalah bilangan prima (Salah).
- 5x12=90 (Salah).
Tidak semua
kalimat berupa proposisi
Contoh :
- Dimanakah letak pulau bali?.
- Pandaikah dia?.
- Andi lebih tinggi daripada
Tina.
- 3x-2y=5x+4.
- x+y=2.
5
1.4.
PENGHUBUNG KALIMAT DAN TABEL KEBENARAN
Satu
atau lebih proposisi dapat dikombinasikan untuk menghasilkan proposisi baru
lewat penggunaan operator logika. Proposisi baru yang dihasilkan dari kombinasi
tersebut disebut dengan proposisi majemuk (compound composition), sedangkan
proposisi yang bukan merupakan hasil dari kombinasi proposisi lain disebut proposisi atomik. Proposisi majemuk
tersusun dari sejumlah proposisi atomik.
Dalam logika
dikenal 5 buah penghubung
Simbol
|
Arti
|
Bentuk
|
¬
|
Tidak/Not/Negasi
|
Tidak………….
|
Ù
|
Dan/And/Konjungsi
|
……..dan……..
|
Ú
|
Atau/Or/Disjungsi
|
………atau…….
|
Þ
|
Implikasi
|
Jika…….maka…….
|
Û
|
Bi-Implikasi
|
……..bila
dan hanya bila……..
|
Contoh
1.1 :
Misalkan : p menyatakan kalimat “ Mawar adalah nama
bunga”
Q menyatakan kalimat “ Apel adalah nama buah”
Maka kalimat “ Mawar adalah nama bunga dan Apel
adalah nama buah “
Dinyatakan dengan simbol p Ù q
Contoh
1.2 :
Misalkan p:
hari ini hari minggu
q: hari ini libur
nyatakan kalimat dibawah ini
dengan simbol logika :
a.
Hari ini tidak hari
minggu tetapi libur
b.
Hari ini tidak hari
minggu dan tidak libur
c.
Tidak benar bahwa hari ini hari minggu
dan libur
Penyelesaian
a. Kata
“tetapi” mempunyai arti yang sama dengan dan sehingga kalimat (a) bisa ditulis
sebagai : ¬p Ù q
b. ¬p Ù¬q
c. ¬(p Ù
q)
6
1.4.1
NEGASI (INGKARAN)
Jika p adalah “ Semarang ibukota Jawa Tengah”, maka
ingkaran atau negasi dari pernyataan p tersebut adalah Øp yaitu “ Semarang bukan ibukota Jawa Tengah” atau “Tidak
benar bahwa Semarang ibukota Jawa Tengah”. Jika p diatas bernilai benar (true),
maka ingkaran p (Øp) adalah bernilai salah (false)
dan begitu juga sebaliknya.
1.4.2
KONJUNGSI
Konjungsi adalah suatu pernyataan majemuk yang menggunakan
penghubung “DAN/AND” dengan notasi “Ù”
Contoh 1.3:
p: Fahmi makan nasi
Q:Fahmi minum kopi
Maka pÙq : Fahmi makan nasi dan minum kopi
Pada konjungsi pÙq akan bernilai benar jika baik p
maupun q bernilai benar. Jika salah satunya (atau keduanya) bernilai salah maka
pÙq bernilai salah.
1.4.3
DISJUNGSI
Disjungsi adalah pernyataan majemuk yang menggunakan
penghubung “ATAU/OR” dengan notasi “Ú”.
Kalimat disjungsi dapat mempunyai 2 arti yaitu :
a. INKLUSIF OR
Yaitu jika “p benar atau q benar
atau keduanya true”
Contoh :
p
: 7 adalah bilangan prima
q
: 7 adalah bilangan ganjil
p Ú q : 7 adalah
bilangan prima atau ganjil
Benar bahwa 7 bisa dikatakan bilangan prima sekaligus
bilangan ganjil.
b. EKSLUSIF OR
Yaitu jika “p benar atau q benar
tetapi tidak keduanya”.
Contoh :
p
: Saya akan melihat pertandingan bola di TV.
q
: Saya akan melihat pertandingan bola di lapangan.
p
Ú q : Saya akan melihat pertandingan
bola di TV atau lapangan.
Hanya salah satu dari 2 kalimat
penyusunnya yang boleh bernilai benar yaitu jika “Saya akan melihat
pertandingan sepak bola di TV saja atau di lapangan saja tetapi tidak keduanya.
7
1.4.4
IMPLIKASI
Misalkan ada 2
pernyataan p dan q, untuk menunjukkan atau membuktikan bahwa jika p bernilai
benar akan menjadikan q bernilai benar juga, diletakkan kata “JIKA” sebelum
pernyataan pertama lalu diletakkan kata “MAKA” sebelum pernyataan kedua
sehingga didapatkan suatu pernyataan majemuk yang disebut dengan
“IMPLIKASI/PERNYATAAN BERSYARAT/KONDISIONAL/ HYPOTHETICAL dengan notasi “Þ”.
Notasi pÞq dapat dibaca :
- Jika p maka q
- q jika p
- p adalah syarat cukup untuk q
- q adalah syarat perlu untuk p
Contoh
1.4:
- p : Pak Ali adalah seorang haji.
q
: Pak Ali adalah seorang muslim.
p
Þ
q : Jika Pak Ali adalah seorang haji maka pastilah dia seorang muslim.
- p : Hari hujan.
q
: Adi membawa payung.
Benar
atau salahkah pernyataan berikut?
- Hari benar-benar hujan
dan Adi benar-benar membawa payung.
- Hari benar-benar hujan
tetapi Adi tidak membawa payung.
- Hari tidak hujan tetapi
Adi membawa payung.
- Hari tidak hujan dan Adi tidak membawa payung.
1.4.5
BIIMPLIKASI
Biimplikasi atau
bikondosional adalah pernyataan majemuk dari dua pernyataan p dan q yang
dinyatakan dengan notasi “p Û q” yang
bernilai sama dengan (p Þq) Ù (q Þ p) sehingga dapat dibaca “ p jika dan hanya jika
q” atau “p bila dan hanya bila q”. Biimplikasi 2 pernytaan hanya akan bernilai benar jika implikasi
kedua kalimat penyusunnya sama-sama bernilaii benar.
Contoh
1.5 :
p : Dua garis saling berpotongan adalah
tegak lurus.
q : Dua garis saling membentuk sudut 90
derajat.
p Û q : Dua
garis saling berpotongan adalah tegak lurus jika dan hanya jika dan hanya jika
dua garis saling membentuk sudut 90 derajat.
8
TABEL KEBENARAN
P
|
q
|
Øp
|
Øq
|
pÚq
|
pÙq
|
pÞq
|
pÛq
|
p Ã… q
|
T
|
T
|
F
|
F
|
T
|
T
|
F
|
T
|
T
|
T
|
F
|
F
|
T
|
T
|
F
|
T
|
F
|
F
|
F
|
T
|
T
|
F
|
T
|
F
|
T
|
T
|
F
|
F
|
F
|
T
|
T
|
F
|
F
|
F
|
T
|
T
|
Untuk
menghindari perbedaan konotasi dan keganjilan arti dalam menerjemahkan
simbol-simbol logika maka dalam matematika tidak disyaratkan adanya hubungan
antara kedua kalimat penyusunnya. Kebenaran suatu kalimat berimplikasi
semata-mata hanya tegantung pada nilai kebenaran kaliamat penyusunnya. Karena
itu digunakan tabel kebenaran penghubung. Jika p dan q adalah kalimat-kalimat
dimana T=true/benar dan F=false/salah, maka untuk n variable (p,q,…) maka tabel
kebenaran memuat 2n baris.
1.5.
INGKARAN (NEGASI) SUATU PENYATAAN
1.5.1
NEGASI SUATU KONJUNGSI
Contoh : Fahmi
makan nasi dan minum kopi
Suatu
konjumgsi akan bernilai benar jika kedua kalimat penyusunnya yaitu p dan q
bernilai benar, sedangkan negasi adalah pernyataan yang bernilai salah jika
pernyataan awalnya bernilai benar dan
bernilai benar jika pernyataan awalnya bernilai salah.
Oleh karena itu negasi dari : “Fahmi
makan nasi dan minum kopi” adalah suatu pernyataan majemuk lain yang salah satu
komponennya merupakan negasi dari komponen pernyataan awalnya. Jadi negasinya
adalah: “Fahmi tidak makan nasi atau tidak minum kopi”.
Disini berlaku hukum De Morgan yaitu : Ø(pÙq) ekuivalen
dengan ØpÚØq
1.5.2 NEGASI SUATU DISJUNGSI
Contoh : “Fahmi makan nasi atau minum kopi”
Suatu disjungsi akan bernilai salah hanya jika kedua
komponen penyusunnya bernilai salah., selain itu benar. Oleh karena itu negasi
dari kalimat diatas adalah : “ Tidak
benar bahwa Fahmi makan nasi atau minum kopi” atau dapat juga dikatakan “Fahmi
tidak makan nasi dan tidak minum kopi. Disini berlaku hukum De Morgan yaitu : Ø(pÚq) º ØpÙØq
9
1.5.3 NEGASI SUATU IMPLIKASI
Contoh 1.6 : “Jika hari hujan maka Adi membawa
payung”.
Untuk memperoleh negasi
dari pernyataan diatas, kita dapat mengubah bentuknya ke dalam bentuk disjungsi
kemudian dinegasikan, yaitu :
pÞ q º ØpÚq
Maka negasinya
Ø( pÞ q) º Ø(ØpÚq) º pÙØq
1.5.4
NEGASI SUATU BIIMPLIKASI
Biimplikasi
atau bikondisional adalah pernyataan majemuk dari dua pernyataaan p dan q yang
dinotasikan dengan p Û q º (p Þ q) Ù (q Þ p) sehingga : Ø(p Û q) º Ø [(p Þ q) Ù (q Þ p)]
º Ø [(ØpÚq ) Ù (ØqÚp)]
º Ø (ØpÚq ) Ú Ø(ØqÚp)
Ø(p Û q) º (pÙØq ) Ú (qÙØp)
1.6.
TAUTOLOGI, KONTRADIKSI, DAN CONTINGENT
Tautologi
adalah suatu bentuk kalimat yang selalu bernilai benar (True) tidak peduli
bagaimanapun nilai kebenaran masing-masing kalimat penyusunnya, sebaliknya
kontradiksi adalah suatu bentuk kalimat yang selalu bernilai salah (False),
tidak peduli bagaimanapun nilai kebenaran masing-masing kalimat penyusunnya.
Dalam
tabel kebenaran, suatu tautologi selalu bernilai True pada semua barisnya dan
kontradiksi selalu bernilai False pada semua baris. Kalau suatu kalimat
tautologi diturunkan lewat hukum-hukum yang ada maka pada akhirnya akan
menghasilkan True, sebaliknya kontradiksi akan selalu bernilai False.
Jika pada semua nilai kebenaran
menghasilkan nilai F dan T, maka disebut formula
campuran (contingent).
Contoh
1.7 :
1. Tunjukkan
bahwa pÚ(Øp) adalah
tautologi!
p
|
Øp
|
pÚ(Øp)
|
T
|
T
|
T
|
T
|
F
|
T
|
F
|
T
|
T
|
F
|
F
|
T
|
10
1.Tunjukkan bahwa (pÚq) Ú [(Øp) Ù (Øq)] adalah
tautologi!
p
|
q
|
Øp
|
Øq
|
pÚq
|
Øp Ù Øq
|
(pÚq) Ú [(Øp) Ù (Øq)]
|
T
|
T
|
F
|
F
|
T
|
F
|
T
|
T
|
F
|
F
|
T
|
T
|
F
|
T
|
F
|
T
|
T
|
F
|
T
|
F
|
T
|
F
|
F
|
T
|
T
|
F
|
T
|
T
|
d. Tunjukkan
bahwa (pÚq) Ù [(Øp) Ù (Øq)] adalah
kontradiksi!
p
|
q
|
Øp
|
Øq
|
pÚq
|
Øp Ù Øq
|
(pÚq) Ù [(Øp) Ù (Øq)]
|
T
|
T
|
F
|
F
|
T
|
F
|
F
|
T
|
F
|
F
|
T
|
T
|
F
|
F
|
F
|
T
|
T
|
F
|
T
|
F
|
F
|
F
|
F
|
T
|
T
|
F
|
T
|
F
|
4. Tunjukkan
bahwa [(pÙq) Þ r] Þ p adalah
contingent!
p
|
q
|
r
|
pÙq
|
(pÙq) Þ r
|
[(pÙq) Þ r] Þ p
|
T
|
T
|
T
|
T
|
T
|
T
|
T
|
T
|
F
|
T
|
T
|
T
|
T
|
F
|
T
|
F
|
F
|
T
|
T
|
F
|
F
|
F
|
F
|
T
|
F
|
T
|
T
|
F
|
T
|
F
|
F
|
T
|
F
|
F
|
T
|
F
|
F
|
F
|
T
|
F
|
T
|
F
|
F
|
F
|
F
|
F
|
T
|
F
|
1.7.
KONVERS, INVERS, DAN KONTRAPOSISI
Perhatikan
pernytaan di bawah ini! Ø Ù Ú Þ Û
“Jika suatu
bender adalah bendera RI maka ada warna merah pada bendera tersebut”
Bentuk umum
implikasi di atas adalah “p Þ q” dengan
p : Bendera RI
q : Bendera yang
ada warna merahnya.
11
Dari implikasi
diatas dapat dibentuk tiga implikasi lainnya yaitu :
1. KONVERS,
yaitu q Þ p
Sehingga
implikasi diatas menjadi :
“
Jika suatu bendera ada warna merahnya, maka bendera tersebut adalah bendera
RI”.
2. INVERS,
yaitu Øp Þ Øq
Sehingga
implikasi diatas menjadi :
“
Jika suatu bendera bukan bendera RI, maka pada bendera tersebut tidak ada warna
merahnya”.
3. KONTRAPOSISI,
yaitu Øq Þ Øp
Sehingga implikasi di atas menjadi :
“ Jika suatu bendera tidak ada warna merahnya, maka
bendera tersebut bukan bendera RI”.
Suatu hal yang penting dalam logika adalah kenyataan bahwa suatu implikasi
selalu ekuivalen dengan kontraposisinya, akan tetapi tidak demikian halnya
dengan invers dan konversnya.
Hal ini dapat
dilihat dari tabel kebenaran berikut
p
|
q
|
Øp
|
Øq
|
pÞq
|
q Þ p
|
Øp Þ Øq
|
Øq Þ Øp
|
T
|
T
|
F
|
F
|
T
|
T
|
T
|
T
|
T
|
F
|
F
|
T
|
F
|
T
|
T
|
F
|
F
|
T
|
T
|
F
|
T
|
F
|
F
|
T
|
F
|
F
|
T
|
T
|
T
|
T
|
T
|
T
|
1.8. INGKARAN KONVERS, INVERS, DAN KONTRAPOSISI
Contoh 1.8:
Tentukan
ingkaran atau negasi konvers, invers, dan kontraposisi dari implikasi berikut.
“Jika suatu
bendera adalah bendera RI maka bendera tersebut berwarna merah dan putih”
Penyelesaian
Misal p : Suatu
bendera adalah bendera RI
q : Bendera tersebut berwarna merah dan
putih
maka kalimatnya
menjadi p Þ q atau jika
menggunakan operator dan maka p Þ q
ekuivalen(sebanding/») dengan Øp Ú q.
Sehingga
12
1.
Negasi dari implikasi
Implikasi : (pÞq) » Øp Ú q
Negasinya : Ø(ØpÚq) » pÙØq
Kalimatnya :“Suatu bendera adalah bendera RI dan bendera tersebut tidak berwarna merah dan
putih”.
2.
Negasi dari konvers
Konvers
: qÞp » ØqÚp
Negasinya : Ø(ØqÚp) » qÙØp
Kalimatnya : “Ada/Terdapat bendera berwarna merah dan putih tetapi
bendera tersebut bukan bendera RI”.
3.
Negasi dari invers
Invers : Øp Þ Øq » Ø(Øp)ÚØq) » pÙØq
Negasinya : Ø(pÙØq) » ØpÚq
Kalimatnya : “Suatu bendera bukan bendera RI
atau bendera tersebut berwarna merah dan putih”.
4.
Negasi dari
kontraposisi
Kontraposisi :
Øq Þ Øp » Ø(Øq)ÚØp » qÚØp
Negasinya : Ø(qÚØp) » ØqÙp
Kalimatnya : “ Suatu bendera tidak berwarna
merah dan putih dan bendera tersebut adalah bendera RI”.
1.9. EKUIVALENSI LOGIKA
Pada tautologi, dan juga kontradiksi, dapat dipastikan
bahwa jika dua buah ekspresi logika adalah tautologi, maka kedua buah ekspresi
logika tersebut ekuivalen secara logis, demikian pula jika keduanya kontradiksi.
Persoalannya ada pada contingent,
karena memiliki semua nilai T dan F. Tetapi jika urutan T dan F atau sebaliknya
pada tabel kebenaran tetap pada urutan yang sama maka tetap disebut ekuivalen
secara logis. Perhatikan pernyataan berikut :
Contoh 1.9 :
1. Dewi sangat cantik dan peramah.
2. Dewi peramah dan sanagt cantik.
Kedua pernyataan di atas, tanpa dipikir panjang, akan dikatakan ekuivalen
atau sama saja. Dalam bentuk ekspresi logika dapat ditulis sebagai berikut :
A = Dewi sangat cantik.
B = Dewi peramah.
Maka ekspresi logikanya :
1. A Ù B
2. B Ù A
13
Jika dikatakan kedua buah ekspresi logika tersebut ekuivalen secara logis
maka dapat ditulis A Ù B º B Ù A. Ekuivalensi logis dari kedua ekspresi logika tersebut
dapat dibuktikan dengan tabel kebenaran sebagai berikut ini :
A
|
B
|
AÙB
|
BÙA
|
T
|
T
|
T
|
T
|
T
|
F
|
F
|
F
|
F
|
T
|
F
|
F
|
F
|
F
|
F
|
F
|
Pembuktian dengan tabel kebenaran diatas, walaupun setiap ekspresi logika
memiliki nilai T dan F, tetapi karena memiliki urutan yang sama, maka secara
logis tetap dikatakan ekuivalen. Tetapi jika urutan T dan F tidak sama, maka
tidak biasa dikatakan ekuivalen secara logis. Tabel kebenaran merupakan alat
untuk membuktikan kebenaran ekuivalensi secara logis. Kesimpulan diambil
berdasarkan hasil dari tabel kebenaran tersebut. Lihat pernyataan berikut ini :
Contoh 1.10 :
1. Badu tidak pandai, atau dia tidak jujur.
2. Adalah tidak benar jika Badu pandai dan jujur.
Secara intuitif dapat ditebak bahwa kedua pernyataan di atas sebenarnya
sama, tetapi bagaimana jika idbuktikan dengan menggunkan tabel kebenaran
berdasarkan ekspresi logika. Adapaun langkah-langkahnya :
1. Ubah dahulu argumen di atas ke dalam bentuk ekspresi/notasi logika.
Misal : A=Badu pandai
B=Badu jujur
Maka kalimatnya menjadi
1. ØAÚØB
2. Ø(AÙB)
2. Buat tabel kebenarannya
A
|
B
|
ØA
|
ØB
|
AÙB
|
ØAÚØB
|
Ø(AÙB)
|
T
|
T
|
F
|
F
|
T
|
F
|
F
|
T
|
F
|
F
|
T
|
F
|
T
|
T
|
F
|
T
|
T
|
F
|
F
|
T
|
T
|
F
|
F
|
T
|
T
|
F
|
T
|
T
|
Perhatikan ekspresi di atas! Meskipun kedua ekspresi logika di atas
memiliki nilai kebenaran yang sama, ada nilai T dan F, keduanya baru dikatakan
ekuivalen secara logis jika dihubungkan dengan perangkai ekuivalensi dan
akhirnya menghasilkan tautologi.
14
3. Tambahkan perangkai biimplikasi untuk menghasilkan tautologi
ØAÚØB
|
Ø(AÙB)
|
ØAÚØB Û Ø(AÙB)
|
F
|
F
|
T
|
T
|
T
|
T
|
T
|
T
|
T
|
T
|
T
|
T
|
Jika hasilnya adalah tautologi (bernilai T semua), maka dikatakan bahwa
kedua argumen tersebut ekuivalen secara logis.
1.9.1
HUKUM-HUKUM
EKUIVALENSI LOGIKA
Identitas
|
pÙ1 º p
|
pÚ0 º p
|
Ikatan
|
pÚ1 º T
|
pÙ0 º 0
|
Idempoten
|
pÚp º p
|
pÙp º p
|
Negasi
|
pÚØp º 1
|
pÙØp º 0
|
Negasi Ganda
|
ØØp º p
|
|
Komutatif
|
pÚq º qÚp
|
pÙq º qÙp
|
Asosiatif
|
(pÚq)Úr º pÚ(qÚr)
|
(pÙq)Ùr º pÙ(qÙr)
|
Distributif
|
pÚ(qÙr) º (pÚq)Ù(pÚr)
|
pÙ(qÚr) º (pÙq)Ú(pÙr)
|
De Morgan’s
|
Ø(pÙq) º Øp Ú Øq
|
Ø(pÚq) º Øp Ù Øq
|
Aborbsi
|
pÙ(pÚq) º p
|
pÚ(pÙq) º p
|
Selain dengan
menggunkan tabel kebenaran, menentukan dua buah argumen adalah ekuivalen secara
logis dapat juga menggunakan hukum-hukum ekuivalensi logika. Cara ini lebih
singkat
Contoh
1.11 :
1.
Buktikan
ekuivalensi kalimat di bawah ini dengan hukum-hukum ekuivalensi.
Ø(pÚØq) Ú (ØpÙØq) º Øp
Penyelesaian
Ø(pÚØq) Ú (ØpÙØq) º (ØpÙØ(Øq)) Ú (ØpÙØq)
º (ØpÙq) Ú (ØpÙØq)
º Øp Ù (qÚØq)
º Øp Ù T
º Øp Terbukti
15
Dalam membuktikan ekuivalensi pºq ada 3 macam cara yang bisa dilakukan :
- P diturunkan terus menerus
(dengan menggunakan hukum-hukum ekuivalensi logika yang ada).
- Q diturunkan terus-menerus
(dengan menggunakan hukum-hukum ekuivalensi logika yang ada), sehingga
didapat P.
- P dan Q diturunkan secara
terpisah sehingga akhirnya didapat R
Sebagai aturan kasar, biasanya bentuk yang lebih kompleks yang diturunkan
ke dalam bentuk yang sederhana. Jadi jika p kompleks amaka aturan (1) yang
dilakukan. Sebaliknya jika q yang lebih kompleks maka aturan (2) yang
dilakukan. Aturan (3) digunakan jika p dan q sama-sama kompleks.
1.9.2
PENYEDERHANAAN
LOGIKA
Operasi penyederhanaan menggunakan hukum-hukum ekuivalensi logis.
Selanjutnya perhatikan operasi penyederhanaan berikut dengan hukum yang
digunakan tertulis di sisi kanannya. Penyederhanaan ekspresi logika atau
bentuk-bentuk logika ini dibuat sesederhana mungkin dan sudah tidak
dimungkinkan dimanipulasi lagi.
Contoh 1.12 :
1.
Øp Þ Ø(p Þ Øq)
º Øp Þ Ø(Øp Ú Øq) ingat pÞq º ØpÚq
º Ø(Øp) Ú Ø(Øp Ú Øq) ingat pÞq º ØpÚq
º p Ú (p Ù q) Hk.
Negasi ganda dan De Morgan
º (pÚp) Ù (pÚq) Hk. Distributif
º pÙ(pÚq) Hk.
Idempoten pÚp º p
º p Hk.
Absorbsi
2. pÚ(pÙq)
º (pÙ1) Ú(pÙq) Hk.Identitas
º pÙ(1Úq) Hk.Distributif
º pÙ1 Hk.Identitas
Ú
º p Hk.Identitas
Ù
3. (pÞq) Ù (qÞp)
º (ØpÚq) Ù (ØqÚp) ingat pÞq º ØpÚq
º (ØpÚq) Ù (pÚØq) Hk. Komutatif
º [(ØpÚq) Ùp] Ú [(ØpÚq)ÙØq] Hk. Distributif
º [(pÙØp)Ú(pÙq)] Ú [(ØpÙØq)Ú(qÙØq)] Hk. Distributif
º [0Ú(pÙq)] Ú [(ØpÙØq)Ú0] Hk. Kontradiksi
º (pÙq)Ú(ØpÙØq) Hk. Identitas
16
Operasi
penyederhanaan dengan menggunakan hukum-hukum logika dapat digunakan untuk
membuktikan suatu ekspresi logika Tautologi, Kontradiksi, maupun Contingent.
Jika hasil akhir penyederhanaan ekspresi logika adalah 1, maka ekspresi logika tersebut adalah tautologi. Jika hasil yang diperoleh adalah 0, berarti ekspresi logika tersebut kontradiksi. Jika hasilnya tidak
0 ataupun 1, maka ekspresi logikanya adalah contingent.
Contoh
1.13 :
1.
[(pÞq)Ùp]Þq
º [(ØpÚq)Ùp] Þ q ingat pÞq º ØpÚq
º Ø[(ØpÚq)Ùp] Ú q ingat pÞq º ØpÚq
º [(pÙØq)ÚØp] Ú q Hk. Negasi
ganda dan De Morgan
º [(pÚØp)Ù(ØqÚØp)] Ú q Hk. Distributif
º [1Ù(ØpÚØq)] Ú q Hk.
Idempoten dan komutatif
º (ØpÚØq)Úq Hk.
Identitas
º ØpÚ(ØqÚq) Hk.
Assosiatif
º ØpÚ1 Hk.
Idempoten
º 1 Hk.
Identitas
Karena hasil akhirnya 1, maka ekspresi logika diatas
adalah tautologi.
2.
(pÚq) Ù [(Øp) Ù (Øq)]
º (pÚq)Ù(ØpÙØq)
º [(pÚq)ÙØp]Ù[(pÚq)ÙØq] Hk.
Distributif
º [(pÙØp)Ú(qÙØp)]Ù[(pÙØq)Ú(qÙØq)] Hk.
Distributif
º [0Ú(qÙØp)]Ù[(pÙØq)Ú0] Hk.
Negasi
º (ØpÙq)Ù(pÙØq) Hk.
Idempoten
º (ØpÙp)Ù(qÙØq) Hk.
Assosiatif
º 0Ù0 Hk.
Negasi
º 0 Hk.
Idempoten
Hasil akhir 0, maka ekspresi logika diatas adalah
kontradiksi.
3. [(pÚq)ÙØp] Þ Øq
º [(pÙØp)Ú(qÙØp)] Þ Øq Hk.
Distributif
º [0 Ú (qÙØp)] Þ Øq Hk.
Negasi
º (qÙØp) Þ Øq Hk.
Identitas
º Ø(qÙØp) Ú Øq ingat
pÞq
º
ØpÚq
º (ØqÚp) Ú Øq Hk.
De Morgan
º (ØqÚØq)Úp Hk.
Assosiatif
º ØqÚp Hk.
Idempoten
Hasilnya
bukan 0 atau 1, ekspresi logika di atas
adalah contingent.
17
1.10
INFERENSI LOGIKA
1.10.1 ARGUMEN VALID DAN INVALID
Argumen adalah suatu
pernyataan tegas yang diberikan oleh sekumpulan proposisi P1, P2, .........,Pn yang
disebut premis (hipotesa/asumsi) dan
menghasilkan proposisi Q yang lain yang disebukonklusi (kesimpulan).
Secara umum di notasikan dengan
P1,P2,
..........,Pn ├Q
atau dapat juga ditulis
|
|||||
Nilai kebenaran suatu argumen ditentukan sebagai berikut :
“ Suatu argumen P1,P2,…………,,Pn
├ Q dikatakan benar (valid) jika Q bernilai benar untuk semua
premis yang benar dan argumen dalam keadaan selain itu dikatakan salah
(invalid/fallacy)”.
Dengan kata lain, suatu argumen dikatakan valid apabila untuk sembarang
pernyataan yang disubtitusikan ke dalam premis, jika semua premis benar maka
konklusinya juga benar. Sebaliknya jika semua premis benar tetapi konklusinya
ada yang salah maka argumen tersebut dikatakan invalid (fallacy).
Jadi suatu argumen dikatakan valid jika
dan hanya jika proposisi P1ÙP2Ù........ÙPn)
Þ Q adalah sebuah Tautologi.
Contoh 1.14 :
1.
Premis
P1 : Jika Office dan Delphi diperlukan maka
semua orang akan belajar komputer
P2 :
Office dan Delphi diperlukan
Konklusi
Q : Semua
orang akan belajar komputer
Jika ditulis dalam bentuk notasi logika
Misal p : Office dan Delphi diperlukan
q : Semua
orang belajar komputer
Maka argumen diatas dapat ditulis :
pÞq, p ├ q (valid)
18
2.
Misal p : Saya suka
kalkulus
q : Saya lulus ujian
kalkulus
Maka argumen p Þ q, p ├ q
dapat ditulis
P1 :
Jika saya suka kalkulus, maka saya akan lulus ujian kalkulus
P2 :
Saya lulus ujian kalkulus
\ Saya lulus ujian kalkulus (valid)
Untuk mengetahui suatu argumen apakah valid atau tidak maka dapat dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut :
1.
Tentukan premis dan
konklusi argumen
2.
Buat tabel yang
menunjukkan nilai kebenaran untuk semua premis dan konklusi.
3.
Carilah baris
kritis yatitu baris diman semua premis bernilai benar.
4.
Dalam baris kritis
tersebut, jika nilai kesimpulan semuanya benar maka argumen tersebut valid.
Jika diantara baris kritis tersebut ada baris dengan nilai konklusi salah maka
argumen tersebut tidak valid.
Contoh 1.15:
Tentukan apakah argumen berikut ini valid atau invalid
a)
pÚ(qÚr), Ør ├ pÚq
b)
pÞ(qÚØr), qÞ(pÙr) ├pÞr
Penyelesaian
a)
Baris ke
|
p
|
q
|
r
|
qÚr
|
pÚ(qÚr)
(Premis) |
Ør
(Premis)
|
pÚq
(konklusi)
|
1
|
T
|
T
|
T
|
T
|
T
|
F
|
T
|
2
|
T
|
T
|
F
|
T
|
T
|
T
|
T
|
3
|
T
|
F
|
T
|
T
|
T
|
F
|
T
|
4
|
T
|
F
|
F
|
F
|
T
|
T
|
T
|
5
|
F
|
T
|
T
|
T
|
T
|
F
|
T
|
6
|
F
|
T
|
F
|
T
|
T
|
T
|
T
|
7
|
F
|
F
|
T
|
T
|
T
|
F
|
F
|
8
|
F
|
F
|
F
|
F
|
F
|
T
|
F
|
Dapat dilihat pada tabel diatas bahwa baris 2, 4, dan 6 premisnya bernilai
benar semua. Kemudian lihat pada baris konklusi. Ternyata pada baris konklusi semuanya bernilai benar. Maka argumen diatas
adalah valid.
b) Silahkan Anda kerjakan!.
19
1.10.2 ATURAN PENARIKAN
KESIMPULAN
A.
MODUS PONEN
Modus ponen atau penalaran langsung adalh salah satu
metode inferensi dimana jika diketahui implikasi ” Bila p maka q ” yang
diasumsikan bernilai benar dan antasenden (p) benar. Supaya implikasi pÞq bernilai
benar, maka q juga harus bernilai benar.
Modus Ponen : pÞq , p ├ q
atau dapat juga ditulis
pÞq
p
――――
\ q
Contoh 1.16 :
Jika digit terakhir suatu bilangan adalah 0, maka
bilangan tersebut habis dibagi 10
Digit terakhir suatu bilangan adalah 0
――――――――――――――――――――――――――――――――――――
\ Bilangan tersebut habis dibagi 10
B.
MODUS TOLLENS
Bentuk modus tollens mirip dengan modus ponen, hanya saja
premis kedua dan kesimpulan merupakan kontraposisi premis pertama modus ponen.
Hal ini mengingatkan bahwa suatu implikasi selalu ekuivalen dengan
kontraposisinya.
Modus Tollens : pÞq, Øq ├ Øp
Atau dapat juga ditulis
pÞq
Øq
――――
\ Øp
Contoh 1.17:
Jika digit terakhir suatu bilangan adalah 0, maka
bilangan tersebut habis dibagi 10
Suatu bilangan tidak habis dibagi 10
――――――――――――――――――――――――――――――――――――
\ Digit terakhir bilangan tersebut bukan 0
20
C.
PENAMBAHAN DISJUNGTIF (ADDITION)
Inferensi penambahan disjungtif didasarkan atas fakta
bahwa suatu kalimat dapat digeneralisasikan dengan penghubung ”Ú”. Alasannya
adalah karena penghubung ”Ú” bernilai benar jika salah satu komponennya bernilai
benar.
Misalnya saya mengatakan ”Langit berwarna biru” (bernilai
benar). Kalimat tersebut tetap akan bernilai benar jika ditambahkan kalimat
lain dengan penghubung ”Ú”. Misalnya ”Langit berwarna biru atau bebek adalah
binatang menyusui”. Kalimat tersebut tetap bernilai benar meskipun kalimat
”Bebek adalah binatang menyusui”, merupakan kalimat yang bernilai salah.
Addition
: p ├(pÚq) atau
q ├ (pÚq)
Atau dapat ditulis
p atau q
―――― ――――
\ pÚq \ pÚq
Contoh 1.18 :
Simon adalah siswa SMU
――――――――――――――――――――
\ Simon adalah siswa SMU atau SMP
D.
PENYEDERHAAN KONJUNGTIF (SIMPLIFICATION)
Inferensi ini merupakan kebalikan dari inferensi
penambahan disjungtif. Jika beberapa kalimat dihubungkan dengan operator ”Ù”, maka
kalimat tersebut dapat diambil salah satunya secara khusus (penyempitan
kalimat).
Simplification : (pÙq) ├p atau (pÙq) ├ q
Atau dapat ditulis
pÙq atau pÙq
――― ―――
\ p \ q
Contoh 1.19 :
Langit berwarna biru dan bulan berbentuk bulat
―――――――――――――――――――――――――
\ Langit berwarna biru atau \ Bulan
berbentuk bulat
21
E.
SILOGISME DISJUNGTIF
Prinsip dasar Silogisme Disjungtif (Disjunctive
syllogism) adalah kenyataan bahwa apabila kita dihadapkan pada satu diantara
dua pilihan yang ditawarkan (A atau B). Sedangkan kita tidak memilih/tidak
menyukai A, maka satu-satunua pilihan adalah memilih B. Begitu juga sebaliknya.
Silogisme Disjungtif : pÚq, Øp ├q dan pÚq, Øq ├ p
Atau dapat ditulis
pÚq atau pÚq
Øp Øq
―――― ――――
\ q \ p
Contoh 1.20:
Saya pergi ke mars atau ke bulan
Saya tidak pergi ke mars
――――――――――――――――――
\ Saya pergi ke bulan
F.
SILOGISME HIPOTESIS (TRANSITIVITY)
Prinsip silogisme hipotesis adalah sifat transitif pada
implikasi. Jika implikasi pÞq dan qÞr keduanya bernilai benar, maka implikasi pÞr bernilai
benar pula.
Transitivity
: pÞq , qÞr ├ pÞr
Atau dapat ditulis
pÞq
qÞr
―――――
\ pÞr
Contoh 1.21:
Jika hari hujan maka tanahnya menjadi berlumpur
Jika tanahnya berlumpur maka sepatu saya akan kotor
―――――――――――――――――――――――――――――
\ Jika hari hujan maka sepatu saya akan kotor.
22
G.
KONJUNGSI
Jika ada dua kalimat yang masing-masing benar, maka
gabungan kedua kalimat tersebut dengan menggunakan penghubung ”Ù” juga
bernilai benar.
Konjungsi
p
q
――
\ pÙq
H.
DILEMA
Kadang-kadang, dalam kalimat yang dihubungkan dengan
penghubung ”Ú”, masing-masing kalimat dapat mengimplikasikan sesuatu yang sama. Berdasarkan hal itu maka
suatu kesimpulan dapat diambil.
Dilema :
pÚq
pÞr
qÞr
―――
\r
BAB 2
GERBANG
LOGIKA ATAU TEKNIK DIGITAL
2.1 PENDAHULUAN
“Pada jaman sekarang ini,
teknologi berkembang sangat pesat. Bermacam – macam alat dihasilkan Sekarang,
hampir semua peralatan yang bekerja dengan tegangan listrik sudah menggunakan rangkaian
digital. Saat ini rangkaian elektronika digital sudah bukan barang
asing lagi. Rangkaian digital sudah ada di mana-mana dan bersinergi dengan
rangkaian elektronika analog untuk membentuk rangkaian-rangkaian
elektronika yang lebih cermat, cepat, dan tepat sasaran Sebenarnya,
sebuah rangkaian digital tidak harus selalu berupa rangkaian rumit
dengan banyak komponen kecil seperti yang kita lihat di dalam komputer,
handphone, ataupun kalkulator. Sebuah rangkaian dengan kerja sederhana yang
menerapkan prinsip-prinsip digital, juga merupakan sebuah
rangkaian digital. Contoh rangkaian
digital sederhana adalah rangkaian pengaman yang ditambahkan
pada rangkaian kunci kontak sepeda motor atau mobil. Pada rangkaian pengaman
terdapat kontak (berupa relay atau transistor) yang aktivitasnya dikontrol oleh
pemilik sepeda motor. Kontak pengaman ini harus dihubungkan seri dengan
rangkaian kunci kontak. Akibatnya, walau kunci kontak terhubung, sepeda motor
tidak dapat distarter jika kontak pengaman ini masih terbuka. Cara ini cukup
manjur untuk menghindari pencurian sepeda motor.
23
Gerbang (gate) dalam rangkaian
logika merupakan fungsi yang menggambarkan hubungan antara
masukan dan keluaran. Untuk menyatakan gerbang-gerbang tersebut biasanya
digunakan simbol-simbol tertentu. Ada beberapa standar penggambaran simbol.
Salah satu standar simbol yang populer adalah MIL-STD-806B yang
dikeluarkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat untuk keperluan umum
pada bulan Februari 1962. Untuk menunjukkan prinsip kerja tiap gerbang (atau
rangkaian logika yang lebih kompleks) dapat digunakan beberapa cara.
Cara yang umum dipakai antara
lain adalah tabel kebenaran (truth table) dan diagram waktu (timing diagram).
Karena merupakan rangkaian digital, tentu saja level kondisi 2 yang ada
dalam tabel atau diagram waktu hanya dua macam, yaitu logika 0 (low, atau
hight) dan logika 1 (atau False, atau true).
Kondisi lain yang mungkin ada adalah kondisi X (level bebas, bisa
logika 1 atau 0), dan kondisi high impedance (impedansi tinggi). Kondisi X
biasanya ada di masukan gerbang dan menyatakan bahwa apa pun logika masukannya
(logika 0 atau 1) tidak akan mempengaruhi logika keluaran yang dihasilkan.
(Hodges D. , Jacson, Nasution S).”
“Kondisi impedansi tinggi pada suatu titik (point) menunjukkan titik yang
bersangkutan diisolasi dari rangkaian lain, sehingga tidak ada logika yang
akan mempengaruhi titik tersebut gerbang dan rangkaian logika juga dapat
diimplementasikan dalam bentuk rangkaian dioda, transistor, ataupun rangkaian
terpadu yang disebut
integrated circuit (IC). Dengan semakin majunya teknologi pembuatan
komponen mikro-elektronika, perkembangan komponen IC untuk rangkaian digital
menjadi pesat. IC logika jenis TTL (Transistor- Transistor Logic) dan CMOS
(Complementary Metal Oxide Semiconductor) cukup populer di kalangan masyarakat
penggemar elektronika. Walaupun sudah mulai berkurang, jenis IC tersebut masih
banyak digunakan hingga saat ini. Dalam mengimplementasikan rangkaian digital,
kita juga dapat mengunakan Electronics
Workbench (EWB) diteliti untuk diaplikasikan sebagai
program.
simulasi bagi alat-alat elektronik yang
dirancang. Dalam hal ini diteliti mengenai seberapa akurat respons yang
diperoleh dari simulasi EWB dibandingkan dengan respons dari beberapa
alat elektronik real dan juga seberapa banyak jenis alat elektronik yang dapat
disimulasikan atau seberapa banyak jenis komponen atau rangkaian terintegrasi
yang terdapat dalam EWB. Aplikasi EWB ini diharapkan dapat menjembatani
kesenjangan antara teori dan praktek seperti disebut di atas. Biasanya pada
suatu karya tulis ilmiah mengenai perancangan dan penganalisaan suatu alat elektronik
hanyalah didasarkan pada studi literatur dan tidak melalui suatu pembuktian
praktis. Pembuktian dengan komponen-komponen dan rangkaian-rangkaian
terintegrasi fisik selain membutuhkan biaya pengadaan yang tinggi (untuk jenis
dan jumlah besar), juga sering terjadi kerusakan pada komponen-komponen fisik
tersebut. Penggunaan EWB dapat mengatasi kelemahan-kelemahan perangkat keras di
atas dan membangkitkan kepercayaan diri para mahasiswa bahwa alat elektronik
yang dirancang dapat bekerja seperti yang dikehendaki.
24
Penelitian ini
dibatasi dengan menguji coba alat elektronik
analog, yang dirancang dan dianalisa oleh mahasiswa Jurusan Teknik
Elektro untuk mata ajaran Analisa dan Perancangan. Penelitian ini bertujuan
untuk menyelidiki keakuratan respons yang diperoleh dari simulasi EWB
dibandingkan dengan respons secara fisik dan teoritis dari alat elektronik yang
dipilih, yakni suatu alat elektronik analog dan berapa banyak jenis komponen
atau rangkaian terintegrasi yang terdapat dalam EWB Transmitter vibrasi adalah
alat yang dapat mengukur level dan komponen frekuensi dari vibrasi mesin secara
elektronik serta dapat mengirimkan data-data itu ke ruang pemantauan sejauh 100
m dari alat tersebut. Transmitter vibrasi ini menggunakan suatu transduser
vibrasi yang disebut akselerometer piezoelektrik / AP (piezoelectric
accelerometer) dan terdiri dari penguat depan muatan, penguat instrumentasi,
penguat tegangan tak membalik dua tingkat, filter lolos bawah, filter lolos
pita, dan pengubah tegangan ke arus.
Dengan software tersebut, kita
dapat merancang dan menyimulasi rangkaian di komputer PC, Perancangan rangkaian
dapat kita lakukan dengan cara skematis, yang menggunakan simbol-simbol
layaknya menggambar rangkaian digital di kertas. Atau dengan bahasa VHDL
(Visual Hardware Description Language) dan Verilog yang lebih sulit.”.
(Boylestad, Robert dan Louis Nashelsky)
2.2 PENGERTIAN
Gerbang Logika (Logic
Gate)
Menurut Ibrahim (1996)
Gerbang Logika adalah piranti dua-keadaan: keluaran
dengan nol volt yang menyatakan logika 0
(rendah) dan keluaran dengan tegangan tetap
yang menyatakan logika 1 (tinggi). Gerbang
logika ini dapat digunakan untuk
melakukan fungsi-fungsi khusus, misalnya AND,
OR, NOT, NAND, NOR, EX-OR
atau EX-NOR yang mempunyai beberapa masukan
yang masing-masing mempunyai
salah satu dari dua keadaan logika, yaitu 0 dan 1.
|
Input 1
Output
Input 2
Dasar-dasar teoretis daripada rangkaian digital adalah pemakaian
bilanganbilangan
Biner (2 BIT) beserta operasi-operasinya yang meliputi: penjumlahan dan
pengurangan, perkalian dan pembagian serta konversi terhadap sistem
bilangan lainnya
seperti desimal, oktal dan heksadesimal yang terutama digunakan dalam
sistem
komputer.Di dalam praktek, operasi-operasi ini dilakukan dengan sistem
kombinasi di
mana susunan rangkaian-rangkaian logika yang membentuk suatu sistem operasi
yang
digunakan dalam komputer. Biasanya rangkaian-rangkaian sejenis ini disebut
rangkaian
digital.
Untuk menyatakan hubungan antara input dengan output dari suatu rangkaian
logika
pada berbagai variasi keadaan inputnya digunakan tabel kebenaran (truth
table).
25
Lambang/simbol beberapa unsur logika diperlihatkan pada Gambar 5-1.
Gambar 5-1. Lambang/Simbol beberapa unsur logika
Keterangan:
BSI : British Standards Institute
DIN : Deutsche Industrie Norm
ASA :
American Standards Association
26
2.3 Rangkaian Terpadu (IC) Untuk Gerbang -Gerbang Dasar
“Setelah mengenal gerbang-gerbang dasar yang digunakan dalam teknik digital, bagi para pemula mengkin saja timbul pertanyaan dimana gerbang-gerbang ini dapat diperoleh? Jawabannya mudah sekali, karena gerbang- gerbang ini telah dijual secara luas dipasaran dalam IC tunggal (single chip). Yang perlu diperhatikan sekarang adalah dari jenis apa dan bagaimana penggunaan dari kaki-kaki IC yang telah didapat. Sebenarnya informasi dari IC-IC yang ada dapat dengan mudah ditemukan dalam buku data sheet IC yang sekarang ini banyak dijual. Namun sedikit contoh berikut mungkin akan me mpermudah pencarian. Berikut adalah keterangan mengenai IC-IC yang mengandung gerbang-gerbang logika dasar yang dengan mudah dapat dijumpai dipasaran.
Catatan:
- Ada dua golongan besar IC yang
umum digunakan yaitu TTL dan CMOS.
- IC dari jenis TTL memiliki mutu
yang relatif lebih baik daripada CMOS dalam hal daya yang dibutuhkan dan
kekebalannya akan desah.
- IC TTL membutuhkan catu
tegangan sebesar 5 V sedangkan CMOS dapat diberi catu tegangan mulai 8 V
sampai 15 V. Hali ini harus diingat benar-benar karena kesalahan pemberian
catu akan merusakkan IC.
- Karena adanya perbedaan
tegangan catu maka tingkat tegangan logika juga akan berbeda. Untuk TTL logika
satu diwakili oleh tegangan sebesar maksimal 5 V sedangkan untuk CMOS
diwakili oleh tegangan yang maksimalnya sebesar catu yang diberikan, bila
catu yang diberikan adalah 15 V maka logika satu akan diwakili oleh
tegangan maksimal sebesar 15 V. Logika pada TTL dan CMOS adalah suatu
tegangan yang harganya mendekati nol.
- Untuk TTL nama IC yang biasanya
terdiri atas susunan angka dimulai dengan angka 74 atau 54 sedangkan untuk
CMOS angka ini diawali dengan 40.”(Ian Robertson Sinclair, Suryawan)
2.4 JENIS –
JENIS RANGKAIAN GERBANG LOGIKA
1. NOT
GATE
“Gerbang
NOT atau juga bisa disebut dengan pembalik (inverter) memiliki fungsi
membalik logika tegangan inputnya pada outputnya. Sebuah inverter
(pembalik) adalah gerbang dengan satu sinyal masukan dan satu sinyal keluaran
dimana keadaan keluaranya selalu berlawanan dengan keadaan masukan. Membalik
dalam hal ini adalah mengubah menjadi lawannya. Karena dalam logika tegangan
hanya ada dua kondisi yaitu tinggi dan rendah atau “1” dan “0”, maka membalik
logika tegangan berarti mengubah “1” menjadi "0” atau sebaliknya mengubah
nol menjadi satu. Simbul atau tanda gambar pintu NOT ditunjukkan pada
gambar dibawah ini.
27
Fungsi
NOT dapat digambarkan dengan rangkaian
seperti gambar dibawah ini:
|
Jika saklar dibuka
maka berlogika 0, jika saklar ditutup
disebut berlogika 1.
RUMUS
:
Simbol
Fungsi NOT
Tabel Kebenaran
INPUT
|
OUTPUT
|
A
|
Y
|
0
|
1
|
1
|
0
|
Karakteristik:
Jika adalah input, output adalah kebalikan dari input. Artinya Jika input
berlogika 1 maka output akan berlogika 0 dan sebaliknya.
2.
AND
GATE
Gerbang AND (AND GATE) atau dapat pula disebut gate
AND ,adalah suatu rangkaian logika yang mempunyai beberapa jalan
masuk (input) dan hanya mempunyai satu jalan keluar (output). Gerbang AND mempunyai
dua atau lebih dari dua sinyal masukan tetapi hanya satu sinyal keluaran. Dalam
gerbang AND, untuk menghasilkan sinyal keluaran
tinggi maka semua sinyal masukan harus bernilai tinggi.
28
Gerbang
AND dapat digambarkan dengan rangkaian listrik menggunakan saklar
seperti dibawah ini:
Keterangan:
A
& B adalah saklar
Y
adalah lampu
Jika
saklar dibuka maka berlogika 0, jika saklar ditutup disebut berlogika 1. Fungsi logika yang dijalankan
rangkaian AND adalah sebagai berikut:
1. Jika
kedua saklar A & B dibuka maka lampu padam
2. Jika
salah satu dalam keadaan tertutup maka lampu padam
3. Jika
kedua saklar tertutup maka lampu nyala
Simbol Gerbang
AND Tabel
Kebenaran
INPUT
|
OUTPUT
|
|
A
|
B
|
Y
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
Karakteristik:
Jika A da B adalah input, sedangkan Y adalah Output, maka output gerbangnya AND
berlogika 1 jika semua inputnya berlogika 1. Dan output berlogika 0 jika kedua
atau salah satu inputnya berlogika 0.
29
3. OR
GATE
Gerbang
OR berbeda dengan gerbang NOT yang hanya memiliki satu input,
gerbang ini memiliki paling sedikit 2 jalur input. Artinya inputnya bisa lebih
dari dua, misalnya empat atau delapan. Yang jelas adalah semua gerbang logika
selalu mempunyai hanya satu output. Gerbang OR akan memberikan sinyal keluaran
tinggi jika salah satu atau semua sinyal masukan bernilai tinggi, sehingga
dapat dikatakan bahwa gerbang OR hanya memiliki sinyal keluaran rendah jika
semua sinyal masukan bernilai rendah.
Funsi
OR dapat digambarkan dengan rangkaian seperti dibawah ini.
Keterangan:
A dan B =Saklar
Y= lampu
Jika
saklar dibuka maka berlogika 0, jika saklar ditutup disebur berlogika 1.
Simbol Gerbang
OR Tabel
kebenaran
INPUT
|
OUTPUT
|
|
A
|
B
|
Y
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
Karakteristik:
Jika A dan B adalah input sedangkan Y output maka output gerbang OR akan
berlogika 1 jika salah satu atau kedua input adalah berlogika 1
.
30
4.
NAND
GATE
NAND
GATE adalah rangkaian dari NOT AND
dan gate yang diberikan invertor
pd outputnya. Gerbang NAND merupakan gabungan dari NOR dan
AND digambarkan sebagai berikut:
Menjadi:
NAND
sebagai sakelar
Dari
Gambar diatas dapat dibuat tabel kebenaran sebagai berikut:
C
|
Output
|
|
A
|
B
|
Y
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
31
Karakteristiknya: Jika A dan B
input sedangkan Y adalah output maka output gerbang NAND akan berlogika
1 jika salah satu inputnya berlogika 0. Dan output akan berlogika 0 jika kedua
inputnya berlogika 1. Atau output gerbang NAND adalah komplemen output
gerbang AND.
5. NOR
GATE
NOR adalah
singkatan dari NOT OR,
atau suatu fungsi OR yang dibalikkan sehingga dapat dikatakan bahwa gerbang
NOR akan menghasilkan sinyal keluaran tinggi jika semua sinyal masukanya
bernilai rendah.
Gerbang NOR merupakan gabungan dari gerbang NOT
dan OR. Digambarkan sebagai berikut:
menjadi:
NOR
dengan saklar
32
Dari rangkaian
diatas dapat dibuat tabel kebenaran sebagai berikut:
Input
|
Output
|
|
A
|
B
|
Y
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
Karakteristik:
jika A dan B adalah input dan Y adalah output maka output gerbang NOR berlogika
1 jika semua input berlogika 1 dan output akan berlogika 0 jika salah satu atau
semua inputnya berlogika 0. Atau output gerbang NOR merupakan output
gerbang OR
6.
EX-OR
(Exlusive OR) GATE
Gerbang
EX-OR akan menghasilkan sinyal keluaran
rendah jika semua sinyal masukan bernilai rendah atau semua masukan bernilai
tinggi atau dengan kata lain bahwa EX-OR akan menghasilkan sinyal keluaran
rendah jika sinyal masukan bernilai sama semua.
Rangkaian
EX-OR disusun dengan menggunkan gerbang AND, OR, NOT seperti
dibawah ini.
Simbol
Gerbang EX-OR :
33
Dari gambar
diatas dapat dibuat tabel kebenaran sebagai berikut:
Input
|
Output
|
|
A
|
B
|
Y
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
7.
EX-NOR GATE
Gerbang EXNOR merupakan
ingkaran dari gerbang EXOR. Gerbang ini akan
memberikan keluaran 1 jika
masukan-masukannya mempunyai keadaan yang sama dan
sebaliknya akan memberikan
keluaran 0 jika masukan-masukannya mempunyai
keadaan
yang berbeda .
Rangkaian EX-NOR disusun dengan
menggunka gerbang AND, OR, NOT seperti dibawah ini.
Simbol Gerbang EX-NOR
34
Dari
gambar diatas dapat dibuat tabel kebenaran sebagai berikut:
Input
|
Output
|
|
A
|
B
|
Y
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
2.5
Rangkuman
Gerbang (gate) dalam rangkaian logika merupakan fungsi yang
menggambarkan hubungan antara masukan dan keluaran. Untuk menyatakan
gerbang-gerbang tersebut digunakan simbol-simbol tertentu. Untuk menunjukan
prinsip kerja tiap gerbang (rangkaian logika yang lebih kompleks) dapat
digunakan beberapa cara. Cara yang umum dipakai antara lain adalah tabel
kebearan (truth table) dan diagram waktu (timing chart). Karena
merupakan rangkaian digital, tentu saja level kondisi yang ada dalam tabel atau
diagram waktu hanya 2 macam yaitu logika 0 (low atau false) dan logika 1
(high atau true). Jenis gerbang yang dipakai dalam rangkaian logika
cukup banyak . Namun semuanya disusun atas kombinasi dari tiga gerbang dasar.
Ketiga gerbang dasar itu adalah gerbang AND, OR dan NOT. Seperti contoh
sebelumnya, gerbang AND identik dengan rangkaian seri dari beberapa saklar
(yang berfungsi sebagai masukan) dan sebuah lampu (yang berfungsi sebagai
keluaran). Pada rangkaian seri, lampu hanya dapat menyala (berlogika 1) jika
semua saklar dalam keadaan tertutup (berlogika 1). Jika ada satu saklar
(berlogika 0), lampu akan padam (berlogika 0).
Dengan penggambaran diatas gerbang AND memiliki minimal 2 masukan
dan hanya satu keluaran. Gerbang OR identik dengan rangkaian paralel dari
beberapa saklar.
35
Pada rangkaian paralel, lampu sudah dapat menyala (berlogika 1),
jika salah satu saklar ditutup (berlogika 1). Lampu hanya padam (berlogika 0),
jika semua saklar dalam kondisi terbuka (berlogika 0). Jadi gerbang OR juga
memiliki minimal 2 masukan dan hanya satu keluaran.
Gerbang NOT sedikit berbeda dengan 2 gerbang sebelumnya. Ia hanya
memiliki satu masukan dan satu keluaran. Jika masukan berlogika, keluaranya
akan berlogika 0. Sebaliknya jika masukan berlogika 0, keluaranya akan
berlogika 1. Kaarena itulah gerbang NOT sering disebut sebagai gerbang pembalik
(inverter) logika.
Dalam bentuk nyata rangkaian dapat disusun dari sebuah relay
dengan kontak NC (Normally Closed/dalam keadaan normal tertutup) yang kontaknya
tertutup saat arus listrik tidak melalui kumparan relay. Saat saklar dibuka
(berlogika 0), kontak relay NC akan tertutup, sehingga arus listrik mengalir ke
lampu dan membuatnya menyala (berlogika
1). Sebaliknya saat di tutup (berlogika 1), kumparan relay yang dialiri arus
akan menarik kontak NC dan membuatnya terbuk. Akibatnya tidak ada arus yag
mengalir ke lampu dan lampu menjadi padam (berlogika 0).
Ketiga gerbang tersebut diatas dapat digabung-gabungkan menjadi
gerbang lain, misalnya gerbang NAND, NOR, EX-OR, EX-NOR dan lain sebagaiya.
Untuk rangkaian yang lebih kompleks, gerbang-gerbang dasar dapat disusun
menjadi rangkaian Adder (penjumlah), Demultiplekser (pengubah data dari
serial input menjadi paralel output, Multiplekser (pengubah data dari
paralel input menjadi serial output). Selain itu rangkaian logika juga dapat di
implementasikan dalam bentuk IC (Integrated Circuit) dalam jenis TTL
(Transistor-transistor Logik) maupun CMOS (Complementary Metal Oxide
Semikonduktor). Tiap-tiap anggota keluarga mempunyai konfigurasi
sendiri-sendiri. Misalnya IC TTL 7404 mengandung 6 gerbang NOT, IC TTL 7432
mengandung 4 gerbang OR. Selain gerbang-gerbang tunggal semacam itu ada juga
yag konfigurasinya lebih komplek dan berisi rangkaian-rangkaian seperti Flip-flop,
Counter, Encoder, Decoder, yang masing-masing mempunyai banyak
varian dengan masing-masing spesifikasinya.
36
PENUTUP
Demikian yang
dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini,
tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
37
KRITIK DAN SARAN
Kurangnya referensi pembahasan
materi
Terbatasnya pengetahuan
dalam pembahasan materi
Informasi mengenai
materi tidak tersedia dengan lengkap
Pembahasan yang tidak
sempurna
38
DAFTAR PUSTAKA
Thales. (1991). Ilmuan Geoetri,Filosofi/Penalaran Deduktif. Jakarta: Rineka Cipta.
Betrand Russel. (1989). Ilmuan Matematika. Bandung: Jica UPI
Surya, Y. (2006). Matematika itu Asyik 5A. PT. Arman Delta Selaras.
Aristoteles (1992). Logika Informatika. Bandung: Bina Rosdakarya.
Albert Paul Malvino, Ph.D. (1990). Gerbang-gerbang Logika. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Departeman Pertahanan Amerika Serikat. (1962).Gerbang(gate)/Rangkaian Logika. New York: Universitas Pendidikan Amerika Serikat .
0 komentar:
Posting Komentar