MAKALAH
ALJABAR LINEAR, MATRIKS ,VEKTOR
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
Nama : INTAN NOVITA ROLANDYA
NPM : 115 100 051
Prodi
: Sistem Informasi (SI)
Thn.Ajaran 2011/2012

PERGURUAN
TINGGI MITRA LAMPUNG
Jl.
Zainal Abidin Pagar Alam no.7 Gedongmeneng
Bandar
Lampung
Telp:(0721) 701418, 70628, 788960
Fax.( 0721)-788960
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun
tujuan disusun nya makalah ini adalah dalam rangka memenuhi persyaratan mata
kuliah “ Aljabar Linear
“
Saya
menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan makalah ini masih memiliki
kekurangan , baik dalam penyajian maupun dalam pembahasan. Karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan dan
menghindari adanya kesalahan dalam pembuatan makalah pada masa yang akan
datang.
Dalam
menyelesaikan Makalah ini saya banyak mendapatkan kesulitan dan hambatan. Namun
berkat dorongan dan bimbingan dari bebagai pihak maka makalah ini dapat saya
selesaikan dengan baik.
Bandar Lampung, 15 Juni
2012
Penulis,
i
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar………………………………………………………………………….…….i
Daftar
Isi………………………………………………………………………………….......ii
BAB I Aljabar Linear
A.
Pengertian
SPL (Sistem persamaan linear .........………...……......hal.1
B.
Bentuk-Bentuk
SPL secara Luas ….…………………...…..hal.2-3
C.
Macam-macam
bentuk SPL ...........……………...……hal.3-4
D.
Metode
Penyelesaian SPL ..........................................hal.4-8
BAB
II Vektor
A.
Pengertian
Vektor ..........................................................hal.9
B.
Notasi
Vektor ..........................................................hal.9
C.
Kesamaan
Dua Vektor ..........................................................hal.9
D.
Penjumlahan
dan Pengurangan 2 Vektot ................................hal.10
E.
Sifat-Sifat
Penjumlahan 2 Vektor ............................................hal.10
F.
Vektor
Basis dalam bidang ........................................................hal.11
BAB
III Matriks
A.
Pengertian
Matriks ....................................................................hal.12
B.
Aljabar
matrik elementer ........................................................hal.12
C.
Jenis-jenis
Matrik dan Vektor ..................................................hal.13-17
D.
Operasi
Matrik Penjumlahan ........................................................hal.17
E.
Teorema
1 ................................................................................hal.18
F.
Teorema
2 ..........................................................................hal.18-19
G.
Teorema
3 ................................................................................hal.19
H.
Determinan ................................................................................hal.20
I.
Teorema
4 ..........................................................................hal.20-21
J.
Invers ..........................................................................hal.21-23
Penutup ........................................................................................................hal.24
Lampiran ........................................................................................................hal.25
Kritik
Saran ........................................................................................................hal.26
Daftar
Pustaka ........................................................................................................hal.27
ii
BAB I
Persamaan linear
A. Pengertian Persamaan Linear
Persamaan Linear
adalah sebuah persamaan aljabar,
yang tiap sukunya mengandung konstanta, atau perkalian konstanta dengan variabel
tunggal. Persamaan ini dikatakan linear sebab hubungan matematis ini dapat
digambarkan sebagai garis lurus dalam Sistem koordinat
Kartesius.
Contoh grafik dari
suatu persamaan linear dengan nilai m=0,5 dan b=2 (garis merah)
Bentuk
umum untuk persamaan linear adalah

Dalam
hal ini, konstanta m akan menggambarkan gradien garis, dan konstanta b
merupakan titik potong garis dengan sumbu -
. Persamaan lain, seperti
3,
1/2,
dan
bukanlah
persamaan linear.




1
B. Bentuk-Bentuk SPL (Sistem Persamaan Linear) secara
luas / menyeluruh :
1.
Bentuk Umum


dimana konstanta A
dan B bila dijumlahkan, hasilnya
bukan angka nol. Konstanta dituliskan sebagai A ≥ 0, seperti yang telah disepakati ahli matematika bahwa
konstanta tidak boleh sama dengan nol. Grafik persamaan ini bila digambarkan,
akan menghasilkan sebuah garis lurus dan setiap garis dituliskan dalam sebuah
persamaan seperti yang tertera diatas. Bila A ≥ 0, dan x
sebagai titik potong, maka titik koordinat-xadalah ketika garis
bersilangan dengan sumbu x (y =
0) yang digambarkan dengan rumus c/a.
Bila B≥ 0, dan y sebagai
titik potong, maka titik koordinat- y
adalah ketika garis bersilangan dengan sumbu-y (x = 0), yang digambarkan dengan rumus c/b.
2.
Bentuk standar

di mana, a
dan b jika dijumlahkan, tidak
menghasilkan angka nol dan a bukanlah angka negatif. Bentuk standar ini dapat
diubah ke bentuk umum, tapi tidak bisa diubah ke semua bentuk, apabila a dan b adalah nol.
3.
Bentuk titik potong gradien
Sumbu-y

dimana m merupakan gradien dari garis persamaan, dan
titik koordinat y adalah persilangan dari sumbu-y. Ini dapat
digambarkan dengan x = 0,
yang memberikan nilai y = b.
Persamaan ini digunakan untuk mencari sumbu-y, dimana telah diketahui
nilai dari x. Y dalam rumus
tersebut merupakan koordinat y yang anda taruh di grafik. Sedangkan X merupakan koordinat x yang anda taruh di grafik.
2
Sumbu-x

dimana m merupakan gradien dari garis persamaan, dan c
adalah titik potong-x, dan titik koordinat x adalah persilangan
dari sumbu-x. Ini dapat digambarkan dengan y = 0, yang memberikan nilai x = c. Bentuk y/m
dalam persamaan sendiri berarti bahwa membalikkan gradien dan mengalikannya
dengan y. Persamaan ini tidak mencari titik koordinat x, dimana
nilai y sudah diberikan.
C. Macam – Macam Sistem Persamaan Linear :
1. Sistem Persamaan Linear Satu Variabel
Persamaan linear dengan satu variabel sangat mudah
untuk dipahami, terlebih lagi kita dapat melihat nya di dalam hukum aljabar
yang mengubah bentuk aljabar menjadi lebih sederhana.
Contoh :
A ). 2x = 10 B
). 5x = 3
x =
x = 


x = 5
2. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Persamaan
linear dua variabel yang rumit, seperti di sebut di atas, bisa ditulis dengan
menggunakan hukum aljabar agar menjadi bentuk yang lebih sederhana. Seperti
contoh, huruf besar di persamaan merupakan konstanta, dan x dan y adalah
variabelnya.
Contoh
:
a. 2x - y = 2 b. -8x + y =
10
3x - 2y = 1 4x + 2y = 5
3
3. Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel
Sebuah persamaan linear bisa mempunyai lebih dari dua
variabel, seperti berikut ini:

di
mana dalam bentuk ini, digambarkan bahwa a1 adalah koefisien
untuk variabel pertama, x1, dan n merupakan jumlah
variabel total, serta b adalah konstanta.
Contoh :
a. x + y + 2z = 9
2y – 7z + x =
-17
3x + 6y – 5z = 0
D.
Metode untuk menyelesaikan sistem persamaan linier
Paling
sedikit ada lima cara / metode untuk mencari solusi sistem persamaan linier,
yaitu :
Sebagai contoh,
marilah kita coba untuk mencari solusi sistem persamaan linier dengan tiga
variabel berikut ini
x + y
– z = 1 (
1 )
8x +
3y – 6z = 1 ( 2 )
-4x –
y + 3z = 1 ( 3 )
4
1.
Metode
eliminasi
Metode
ini bekerja dengan care mengeliminasi (menghilangkan) variabel-variabel di
dalam sistem persamaan hingga hanya satu variabel yang tertinggal.
Pertama-tama,
lihat persamaan-persamaan yang ada dan coba cari dua persamaan yang mempunyai
koefisien yang sama (baik positif maupun negatif) untuk variabel yang sama.
Misalnya, lihat persamaan (1) dan (3). Koefisien untuk y adalah 1 dan -1
untuk masing-masing persamaan. Kita dapat menjumlah kedua persamaan ini untuk
menghilangkan y dan kita mendapatkan persamaan (4).
x + y
– z = 1 (
1 )

-3x + 2z =
2 ( 4 )
Perhatikan
bahwa persamaan (4) terdiri atas variabel x dan z. Sekarang kita
perlu persamaan lain yang terdiri atas variabel yang sama dengan persamaan (4).
Untuk mendapatkan persamaan ini, kita akan menghilangkan y dari
persamaan (1) dan (2). Dalam persamaan (1) dan (2), koefisien untuk y
adalah 1 dan 3 masing-masing. Untuk menghilangkan y, kita kalikan
persamaan (1) dengan 3 lalu mengurangkan persamaan (2) dari persamaan (1).




-5x + 3z = 2 ( 5 )
Dengan persamaan (4)
dan (5), mari kita coba untuk menghilangkan z.




x = 2 (
6 )
5
Dari persamaan (6)
kita dapatkan x = 2. Sekarang kita bisa subtitusikan (masukkan) nilai
dari x ke persamaan (4) untuk mendapatkan nilai z.
-3(2)
+ 2z = 2 (
4 )
2z = 2 + 6
2z = 8
z = 

z = 4
Akhirnya, kita
substitusikan (masukkan) nilai dari z ke persamaan (1) untuk mendapatkan
y.
2 + y – 4 = 1 ( 1 )
y = 1 – 2 + 4
y = 3
Jadi solusi sistem
persamaan linier di atas adalah x = 2, y =3, z= 4
2 . Metode substitusi
Pertama-tama, marilah kita atur
persamaan (1) supaya hanya ada 1 variabel di sebelah kiri.
x = 1 − y + z ( 1 )
Sekarang kita
substitusi x ke persamaan (2).
8x
+ 3y – 6z = 1 (
2 )
8(1 – y + z) + 3y – 6z = 1
8 – 8y + 8z + 3y – 6z = 1
-5y + 2z = 1 – 8
-5y + 2z = –7 ( 4 )
6
Dengan cara yang sama
seperti di atas, substitusi x ke persamaan (3).
-4x – y + 3z = 1 (
3 )
-4(1 – y + z ) – y + 3z = 1
-4 +
4y – 4z – y + 3z = 1
3y – z = 1 + 4
3y –z = 5 (
5 )
Sekarang kita atur
persamaan (5) supaya hanya ada 1 variabel di sebelah kiri.
z = 3y − 5 (6)
Kemudian, substitusi
nilai dari z ke persamaan (4).
5y +
2z = – 7 ( 4 )
5y + 2(3y – 5 ) = – 7
5y
+ 6y – 10 =
– 7
y = – 7 + 10
y = 3
Sekarang kita sudah
tahu nilai dari y, kita dapat masukkan nilai ini ke persamaan (6) untuk
mencari z.
z
= 3( 3 ) – 5 ( 6 )
z
= 9 – 5
z = 4
Akhirnya, kita
substitusikan nilai dari y dan z ke persamaan (1) untuk
mendapatkan nilai x.
x
= 1 – 3 + 4
x
= 2
Jadi, kita telah
menemukan solusi untuk sistem persamaan linier di atas x = 2, y = 3, z
= 4.
7
3. Metode
grafik
Penyelesaian
sistem persamaan linier dengan metode grafik dilakukan dengan cara menggambar
garis garis atau bidang planar yang merupakan representasi dari
persamaan-persamaan yang ada dalam sistem tersebut. Solusinya adalah
koordinat-koordinat yang merupakan titik potong dari garis-garis ataupun
bidang-bidang planar itu.
Sebagai contoh,
marilah kita lihat sistem persamaan liniear dengan dua variabel berikut ini.
x
|
+
|
y
|
=
|
3
|
(1)
|
2x
|
−
|
y
|
=
|
−3
|
(2)
|
Gambar kedua garis
dari persamaan-persamaan di atas.

Seperti terlihat pada
grafik di atas, kedua garis itu bertemu (mempunyai titik potong) pada titik
(0,3). Ini adalah solusi dari sistem persamaan linier tersebut, yaitu x
= 0, y = 3.
Untuk persamaan
linier dengan tiga variabel, solusinya adalah titik pertemuan dari tiga bidang
planar dari masing-masing persamaan.
8
BAB II
VEKTOR
A. Pengertian
Vektor
Vektor adalah suatu besaran yang mempunyai nilai (besar)
dan arah. Contohnya yaitu gaya,kecepatan,percepatan dan lain-lain.
Ada
2 macam Besaran, yaitu :
1.
Besaran Skalar ialah Besaran yang hanya mempunyai nilai saja
2.
Besaran Vektor ialah Besaran yang mempunyai nilai dan arah.
B. Notasi Vektor
Vektor ini dinyatakan dengan Notasi , , , a, atau dibaca
“Vektor AB’. Titik A disebut pangkal (titik awal) dan B disebut titik ujung
(terminal). Panjang dari titik A ke B menunjukan besar Vektor dan arah panah
menunjukan arah vector.
C. Kesamaan Dua Vektor












![]() |


Keterangan Gambar :






9



Jika
, dimana vektor
disebut Vektor Resultan.


Penjumlahan 2 Vektor
Contoh :
1.




2.












13



Pengurangan 2 Vektor 








Contoh :
9- 12 =9+ (-12)
-3
= -3
1.




2.












-3







1)
Komutatif : 

2)






Asosiatif : 








3)



Unsur Identitas : 





4)


Lawan Vektor : 




![]() |
C =

10
F. Vektor Basis
Dalam Bidang













G. Sistem Koordinasi dalam Bidang
Sisitem koordinasi dalam bidang adalah ruang berdimensi 2
atau R2 yang dinyatakan dengan adanya dua buah sumbu yang saling berpotongan
tegak lurus. Sebuah titik P dalam system koordinat cartesius berkorespondennsi
dengan pasangan bialangan terurut (x,y). koordinat (x,y) menentukan jarak serta
arah titik P terhadap sumbu x dan sumbu y. bilangan pertama x disebut absis dan
bilangan kedua y disebut kordinat. .
11
BAB III
MATRIKS
A. Pengertian
Matriks
Matriks adalah Susunan Bilangan berbentuk persegi panjang
atau pesergi dalam tanda kurung yang terdiri dari baris dan kolom.
Bilangan
dalam posisi mendatar atau horizontal disebut Baris, sedang susunan tegak atau
vertikal disebut kolom.Setiap Bilangan pada Baris dan Kolom di sebut Elemen
atau Anggota Matriks. Matriks diberi nama atau dinotasikan dengan menggunakan
huruf kapital,sedangkan elemennya di beri nama atau huruf kecil.Ordo suatu
matriks dinotasikan degan m x n,dengan m=banyaknya baris dan n=banyaknya kolom.
CONTOH :
A=
a b=Baris ke-1, c
d=Baris ke-2, a c=Kolom ke-1,

b
d=Kolom ke-2, a,b,c,d,adalah elemen matriks A.
Pada contoh
Matrik A berordo 2x2
B. Aljabar
Matrik Elementer
Matrik A berukuran mxn ialah suatu susunan angka dalam
persegi empat ukuran mxn, sebagai berikut:
atau
A = (aij)
Untuk
menyatakan elemen matrik A yang ke (i,j), yaitu aij, digunakan notasi (A)ij .
Ini berarti aij = (A)ij.
Bila
m = n, matrik dinamai matrik bujur sangkar berukuran m.
Matrik
berukuran mx1 disebut vektor kolom dan berukuran 1xn disebut vektor baris.
12
Contoh:
a
= , suatu vektor kolom, ai menyatakan komponen a ke i.
b
=, suatu vektor baris, bi menyatakan komponen b ke i.
(A)i.
menyatakan vektor baris ke i matrik A.
(A).j
menyatakan vektor kolom ke j matrik A.
Latihan 1
Berdasarkan matrik A seperti yang tercantum pada
definisi, sebutkan elemen-elemen matrik berikut:
(A)i.
, (A)1. , (A)2 , (A)m. , (A).j , (A).1 , (A).2 , (A).n
C. Berbagai
jenis matrik dan vektor :
1. Matrik Bujursangkar
Matriks Bujursangkar Adalah matrik
yag berjumlah baris dan kolomnya sama
Contoh
:
A₂.₂ =
B₃.₃ = 


2. Matrik Baris
Matrik Baris Adalah Matriks yang hanya
terdiri satu baris saja.
Contoh
:
A = [ 2
5 7 ]
B = [ 1
2 3]
13
3. Matrik Nol
Matrik Nol Adalah matriks yang semua
elemennya adalah nol.
Contoh
:
P =
Q
= 


4. Matrik Identitas
Matrik Identitas adalah matriks bujur sangkar
yang elemen diagonal utamanya satu(1) dan elemen lainnya nol (0)
Contoh
:
I₂.₂ =
I₃.₃ =


5. Matrik Diagonal
Elemen diagonal matrik A ialah a11, a22, … , amm , khusus
untuk matrik bujur sangkar; dan vektor a dengan m komponen adalah sebagai
berikut :
a
=
Bila
semua elemen selain a11, a22, … , amm bernilai 0, A disebut matrik diagonal.
A
= diag (a11, a22, … , amm) menyatakan matrik diagonal dengan elemen diagonal
a11, a22, … , amm.
Bila
aii = 1 untuk i = 1, 2, … , m, maka A disebut matrik identitas berukuran m,
dinotasikan Im atau I.
DA
= diag (a11, a22, … , amm) dan Da = diag (a1, a2, … , am)
DA
= Da =
Bila
A = diag (a1, a2, … , am) dan b skalar, maka Ab = diag .
14
6.
Matrik Segitiga
Matrik segitiga ialah matrik dengan elemen di atas atau
di bawah diagonal bernilai 0. Matrik segitiga terdiri dari dua macam, segitiga
atas dan segitiga bawah. Segitiga atas bila yang bernilai 0 adalah elemen di
bawah diagonal, dan segitiga bawah bila yang bernilai 0 di atas diagonal.
Contoh matrik segitiga atas (misal dinamai P) dan segitiga bawah (misal dinamai
Q) adalah sebagai berikut :
P
= Q =
Bila
A = Im , maka terdapat vektor e1, e2, … em, masing-masing menyatakan suatu
vektor dengan komponen ke 1, 2, … m bernilai 1 dan komponen yang lain bernilai
0, dinyatakan sebagai berikut :
=
= =
Vektor 0, Vektor 1 dan Matrik 0
0
menyatakan skalar bernilai 0.
0
menyatakan vektor dengan semua komponen bernilai 0.
(0)
menyatakan matrik dengan semua elemen bernilai 0.
1
menyatakan vektor dengan semua komponen bernilai 1.
1m
menyatakan vektor berukuran m komponen yang semuanya bernilai 1.
Latihan 2
Diketahui
: A = , a = , b = 6.
Tulislah
elemen matrik berikut : - DA , Da , A = diag (a11, a22, … , amm), dan Ab
-
matrik segitiga atas dan segitiga bawah yang berkaitan dengan A
-
(A)1. , (A)2. , (A)4. , (A).1 , (A).2 , (A).3
15
7. Matrik Transpose
Transpose matrik A dinotasikan AT atau didapatkan dengan
cara menukar elemen baris ke i matrik A menjadi elemen kolom ke i. Bila matrik
A berukuran mxn, maka berukuran nxm dan elemen yang ke (i,j) adalah aji ; dapat
pula dinyatakan ()ij = (A)ji . Berikut ini adalah contoh matrik ,
A
= , =
B
= , =
Diketahui
matrik A berukuran mxp dan matrik B berukuran pxn , maka elemen ke (i,j) matrik
(AB)¢
dinyatakan
sebagai berikut :
((AB)¢)ij
= (AB)ji
=
(A)j. (B).i
=
=
=
=
=
(elemen baris ke i matrik B¢ )(elemen kolom ke j matrik )
=
(B¢ )i. ().j
=
(B¢ )ij
Jadi
: ()¢ = B¢
16
8. Matriks Transformasi
Transformasi-transformasi di atas (rotasi, refleksi,
dilatasi, dan geseran) dapat dilambangkan dengan matriks. Untuk mencari
bayangan (hasil transformasi) dari sebuah titik, kita kalikan matriks
transformasinya dengan kolom vektor yang merupakan koordinat dari titik
tersebut.
D. Operasi
Matrik
a. Penjumlahan,
Matrik yang dijumlahkan harus mempunyai ukuran yang sama,
yaitu banyak baris dan kolom sama.
A + B = (aij) + (bij) = (aij + bij)
Perkalian
matrik dengan skalar,
Bila
A matrik dan skalar, maka :
A
= A= (aij)
b. Perkalian matrik dengan matrik,
Ada dua macam
perkalian matrik, yaitu perkalian sebelum (premultiplication) dan perkalian
sesudah (postmultiplication), dan hasilnya tidak sama. Matrik A dikalikan
dengan cara sebelum dengan matrik B, dituliskan BA; dan dikalikan secara
sesudah dituliskan AB. Hasil BA tidak sama dengan AB.
Ukuran matrik yang dikalikan harus sesuai. Bila A
berukuran mxn, maka matrik B yang akan dikalikan dengan A harus berukuran nxp,
akan menghasilkan matrik baru, misal C berukuran mxp. Elemen ke (i,j) matrik C,
yaitu cij, didapatkan dengan cara berikut :
cij
= (A)i. (B).j =
Penjabaran
: C = A B
cij
= (ab)ij
=
(A)i. (B).j
=
vektor baris ke i matrik A dikalikan vektor kolom ke j matrik B
=
Matrik
A yang memenuhi sifat A A = A2 = A disebut matrik idempoten.
17
E. Teorema
1
Bila dan skalar, sedang A, B, dan C matrik, maka berlaku
beberapa sifat berikut :
(a)
A + B = B + A
(b)
(A+B) + C = A + (B + C)
(c)
(A + B) = A + B
(d)
( + ) A = A + A
(e)
A – A = A + (–A) = (0)
(f)
A(B + C) = AB + AC
(g)
(A + B)C = AC + BC
(h)
(AB)C = A(BC)
F. Teorema
2
Diketahui dan skalar, sedang A dan B matrik, maka berlaku
beberapa sifat berikut :
(a)
(A)¢ = A¢
(b) (A¢
)¢ = A
(c) (A
+ B)¢ = A¢ + B¢
(d) ()¢
= B¢
Bila A berukuran mxm maka juga berukuran mxm. Pada kasus
A = , matrik A disebut matrik simetri; dan bila A = -, A disebut matrik skew
simetri.
Transpose vektor kolom adalah vektor baris, dan ada
matrik khusus (misal matrik Elementer dinotasi-kan E) merupakan hasil kali
vektor kolom dengan vektor baris, eij = (E)ij = ei ej¢.
Dalam
notasi lengkap,
ei,m
e¢j,n menghasilkan matrik E berukuran mxn, dengan elemen yang tidak nol
bernilai 1 dan
terletak
pada posisi atau elemen ke (i,j).
18
F.1 Trace
Trace terdefinisikan hanya pada matrik bujursangkar. Bila
matrik A berukuran mxm maka trace A, dinotasikan tr(A), adalah jumlah elemen
diagonal matrik A,
tr(A)
=
Matrik
A berukuran mxn dan B berukuran nxm, maka matrik AB berukuran mxm. Berlaku :
trace
(AB) = trace (BA)
Penjabaran
: tr(AB) =
=
Jadi
: tr(AB) = tr(BA)
G. Teorema
3
Diketahui skalar, sedang A dan B matrik. Dengan
menganggap kedua matrik ukurannya sesuai bila dikalikan, maka berlaku sifat
berikut :
(a)
tr(A¢ ) = tr(A)
(b)
tr(A) = tr(A)
(c)
tr(A + B) = tr(A) + tr(B)
(d)
tr(AB) = tr(BA)
(e)
tr(A¢A) = 0 bila dan hanya bila A = (0)
19
H. Determinan
Sebelum diuraikan perhitungan determinan dengan cara lain
lebih dulu akan diuraikan dua pengertian penting, yaitu minor dan kofaktor.
Minor aij, dengan aij elemen matrik A berukuran mxm,
dinotasikan mij, adalah determinan matrik beru-kuran (m-1)x(m-1). Matrik ini
didapatkan dengan cara menghilangkan baris ke i dan kolom ke j matrik A.
Kofaktor aij dinotasikan Aij dinyatakan dengan persamaan
berikut :
Aij
= (-1)i+j mij
Determinan
matrik A berukuran mxm didapatkan dengan dua cara, yaitu ekspansi menurut baris
ke i dan menurut kolom ke j, masing-masing dinyatakan dengan persamaan berikut
:
|A|
= dan |A| =
Bila
elemen dan kofaktor tidak bersesuaian hasil ekspansi akan bernilai 0. Ini
berarti, kalau dida-patkan persamaan bernilai 0 sebagai berikut :
=
= 0
I. Teorema
4
Bila skalar, sedang A dan B masing-masing matrik
berukuran mxm maka berlaku sifat berikut.
(a) |
A¢ | = |A|
(b) |A|
= m |A|
(c)
Bila A matrik diagonal maka |A| = a11 a22 … amm =
(d)
Bila terdapat satu baris atau kolom matrik A yang semua elemennya bernilai 0
maka |A| = 0.
(e)
Bila terdapat dua baris atau kolom matrik A dengan elemen-elemen baris atau
kolom yang satu merupakan kelipatan elemen-elemen baris atau kolom yang lain,
maka |A| = 0.
20
(f)
Pertukaran elemen di dua baris atau kolom matrik A menyebabkan perubahan tanda
|A|.
(g)
Bila semua elemen di satu baris atau kolom matrik A dikalikan maka nilai
determinannya menjadi kali.
(h)
Determinan A tidak berubah bila kelipatan satu baris atau kolom ditambahkan
kepada baris atau kolom yang lain.
(i)
|AB| = |A| |B|
Teorema 4
Bila skalar, sedang A dan B matrik nonsingular berukuran
mxm, maka berlaku :
(a)
(A)-1 = -1 A-1
(b) (A¢
)-1 = (A-1)¢
(c) (A-1)-1
= A
(d) |
A-1| = | A |-1
(e)
Bila A = diag(a11, a22, … ,amm), maka A-1 = diag(.
(f)
Bila A = A¢, maka A-1 = (A-1 )¢
J. Invers
Matrik A berukuran mxm disebut matrik nonsingular bila
|A| tidak nol. Matrik mempunyai invers tung-gal, dinotasikan A-1, dan memenuhi
sifat berikut,
A
A-1 = A-1A = I
1.Metode Matriks Invers
Sistem persamaan
linier yang terdiri atas persamaan-persamaan (1), (2), dan (3) di atas dapat
juga ditulis dengan bentuk notasi matriks AB = C
seperti berikut


21
Solusinya adalah
matriks B. Agar kita dapat mengisolasi B sendirian
di salah satu sisi dari persamaan di atas, kita kalikan kedua sisi dari
persamaan di atas dengan invers dari matriks A.
A−1AB
|
=
|
A−1C
|
B
|
=
|
A−1C
|
Sekarang, untuk
mencari B kita perlu mencari A−1.
Silakan melihat halaman tentang matriks untuk belajar bagaimana mencari invers dari sebuah
matriks.
A−1 = 

B = 

B = 

jadi solusinya adalah
x = 2, y
= 3, z = 4.
Metode
ini dapat digunakan untuk menyelesaikan sistem persamaan linier dengan n
variabel. Kalkulator di atas juga menggunakan metode ini untuk menyelesaikan
sistem persamaan linier.
2. Eliminasi
Gauss / Eliminasi Gauss-Jordan
Sistem persamaan
liniear yang terdiri atas persamaan-persamaan(1), (2), dan (3) dapat juga
dinyatakan dalam bentuk matriks teraugmentasi A seperti berikut
A= 

22
Dengan melakukan
serangkaian operasi baris (Eliminasi Gauss), kita dapat menyederhanakan matriks
di atas untuk menjadi matriks Eselon-baris.
A =
|
|
Kemudian kita bisa
substitusikan kembali nilai-nilai yang kita dapat untuk mencari nilai dari
semua variabel. Atau, kita juga bisa meneruskan dengan serangkaian operasi
baris lagi sehingga matriks di atas menjadi matriks yang Eselon-baris tereduksi
(dengan menggunakan Eliminasi Gauss-Jordan).
A= 

Dengan melakukan
operasi Eliminasi Gauss-Jordan, kita mendapatkan solusi dari sistem persamaan
linier di atas pada kolom terakhir: x = 2, y = 3, z = 4.
23
PENUTUP
Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai materi
yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan
dan kelemahan dalam makalah ini, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya
rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap agar para pembaca makalah ini memberikan kritik dan saran yang bisa membangun, kepada penulis demi kesempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang pada umumnya.
Penulis banyak berharap agar para pembaca makalah ini memberikan kritik dan saran yang bisa membangun, kepada penulis demi kesempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang pada umumnya.
24
Lampiran
Sudut – Sudut Istimewa :
Cos
15° =
⅛ Cos
105° = ⅞ Cos 240° =
2
Cos
30° = ¼ Cos 120° = 1 Cos 270° = 2¼
Cos
45° = ⅜ Cos 150° = 1¼ Cos 300° = 2½
Cos
60° = ½ Cos 180° = 1½ Cos 330° = 2¾
Cos
75° = ⅝ Cos 210° = 1¾ Cos 360° =
3
Cos
90° = ⅞
25
KRITIK
DAN SARAN




26
DAFTAR
PUSTAKA
Rikunto, S. (1982). Aljabar Vektor Jakarta: Rinekata.
Thales. (1991). Ilmuan
Matemmatika Jakarta: Rineka Cipta.
Betrand Russel. (1989). Ilmuan Matematika.
Bandung: Jica UPI
Surya, Y. (2006). Matematika
itu Asyik 5A. PT. Arman Delta Selaras.
Aristoteles (1992).Matrik .
Bandung: Bina Rosdakarya.
Albert Paul Malvino, Ph.D. (1990).Ilmuan
vector dan matrik Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Departeman Pertahanan Amerika
Serikat. (1962). Rangkaian Aljabar New York: Universitas Pendidikan
Amerika Serikat .
27
0 komentar:
Posting Komentar